DILI, 16 oktober 2023 (TATOLI)– Manajer Produsen Kewe-Ara, Almerindo Fernandes dos Santos da Silva telah menerapkan sistem penyiraman otomatis berbasis andorid yang mampu meningkatkan produksi hortikultura di kotamadya Lautem.
Dengan ide kratif tranformasi kegiatan pertanian jadi bisnis inovatif tersebut Almerindo da Silva berhasil memenangkan juara Pertama Kompetisi Bisnis Inovatif ke-IV dan berhasil membawa pulang uang sebesar $2.500 pada 22 september lalu.
“Saat ini saya berinvestasi pada produksi hortikultura. Karena ini adalah kebutuhan setiap hari yang mampu menghasilkan penghasilan setiap hari. Disini saya menerapkan sistem penyiraman tanaman hortikultura otomatis berbasis android yang dirancang secara otomatis menyirami tanaman menggunakan perangkat Android. Sistem ini memanfaatkan teknologi dan fitur yang ada pada perangkat Android untuk mengontrol dan mengatur proses penyiraman,” jelas Almerindo da Silva pada Tatoli secara eksklusif dalam program ‘Intervista Ekslusiva’ di kantor Tatoli, Farol.

Disebutkan, dalam sistem tersebut, perangkat Android berperan sebagai otak dari sistem yang mengendalikan proses penyiraman. Perangkat Android dapat terhubung dengan pompa air atau sistem irigasi yang ada di kebun. Pengguna dapat mengatur jadwal penyiraman, durasi penyiraman, dan interval antar penyiraman melalui aplikasi yang terinstal di perangkat Android.
Almerindo da Silva sendiri adalah lulusan UNTL (Universitas Nasional Timor Lorosa’e) tahun 2018, Sarjana Teknik Sipil yang aktif bekerja di ILO (International Labour Organization) yang berniat untuk menjalani hidup sebagai petani dan memodernisasi sistem pertanian.
Pada 2017, Almerindo beserta Istri memulai berkebun di lahan milik keluarga seluas 1.5 hektar dan menamai perkebunan tersebut Kewe-Ara, Tujuannya, untuk memiliki usaha sampingan sebelum pensiun dari pekerjaan sebagai teknik di ILO.
“Ide memunculkan sistem penyiraman otomatis tersebut muncul karena, sejak kecil sebagai petani di Lautem, tempat tinggal kami jauh dari air sehingga saya berpikir bagaimana air ini bisa mengalir langsung ke kebun. Akhirnya dengan belajar dari internet dan pengalaman sebagai Sarjana Teknik Sipil saya mendesain sendiri tempat penyiraman di kebun dan mengunakan aplikasi sistem penyiraman di Android sehingga lebih efisien,” ungkapnya.
Kewe-Ara sendiri saat ini telah mempekerjakan sembilan orang, tiga diantaranya adalah perempuan, dengan aktif menerima siswa magang dari Sekolah Pertanian Publik (SPP) Fuiluro untuk membagi pengalaman dan bertani.

“Kehadiran mereka untuk melihat langsung apa yang kami lakukan dan kami juga belajar dari mereka sesuai teori karena kami sendiri tidak memiliki latar belakang sekolah pertanian,” katanya.
Saat ini Kewe-Ara memproduksi delapan varietas produk terdiri dari pare, kacang panjang, salad, tomat, cabai, kangkun, sawi dan terong dengan produksi 1.2 ton setiap tahun dan aktif di distribusikan di Lautem dan sekitarnya.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz