iklan

EKONOMI, HUKUM, INTERNASIONAL, HEADLINE

Wakil PM : Timor-Leste butuh laboratorium terpadu berstandar internasional

Wakil PM : Timor-Leste butuh laboratorium terpadu berstandar internasional

Wakil Perdana Menteri dan Menteri Koordinator Urusan Pembangunan Pedesaan Timor-Leste, Mariano Assanami Sabino. Foto Tatoli/Egas Cristovão

DILI, 22 agustus 2023 (TATOLI)– Wakil Perdana Menteri (PM) dan Menteri Koordinator Urusan Pembangunan Pedesaan Timor-Leste, Mariano Assanami Sabino menegaskan bahwa Timor-Leste hanya memerlukan satu laboratorium nasional terpadu berstandar internasional agar tidak membebani anggaran negara.

Pernyataan Wakil PM Mariano Assanami Sabino tersebut untuk menanggapi rencana dua intansi negara yang ingin membangun laboratorum sendiri secara terpisah seperti IQTL (Institut Kualitas Timor-Leste) di Bebora Dili dan AIFAESA (Otoritas untuk Inpeksi Kegiatan Ekonomi, Sanitasi dan Makanan) di Tibar-Liquiça.

“Pemerintah  ini ingin adanya sebuah laboratorium terpadu dengan standar internasional. Kita butuh yang terpadu, jangan setiap lembaga membangun laboratorium sendiri. Karena, material untuk laboratorium itu juga mahal dan lebih baik hanya satu namun menjamin kualitas tinggi,”  jelas Wakil PM  Mariano pada Tatoli secara eksklusif di Kantor Pemerintah.

Berita terkait : Rehabilitasi laboratorium uji kualitas makanan, IQTL sediakan dana $90.000

Menurutnya, dengan adanya laboratorium yang terpadu bisa melakukan pengujian untuk berbagai macam produk dan proses pengujian untuk virologi, bakteorologi, mikologi, batu-batuan, tanah, besi dan produk lainnya.

Selai itu harus adanya pengujian bagi makanan yang organik dan tidak agar menjamin makanan-makanan tersebut tidak terkontaminasi yang tidak hanya bermanfaat bagi proses ekspor tetapi bagaimana menjamin pangan di dalam negeri bisa dikonsumsi dengan layak dan sehat.

“Kita harus miliki laboratorium sendiri dengan standar tinggi, seperti yang diketahui kita sudah miliki laboratorium untuk kesehatan dan saya rasa harus ada koordinasi agar nantinya laboratorium nasional bisa terpadu untuk memberi ruang bagi para peneliti, pelajar dan intansi terkait yang ingin melakukan pengujian,” katanya.

Sementara, Direktur Eksekutif FONGTIL, Vicente da Costa Pinto juga meminta pada Pemerintah untuk mengorganisir lembaga atau intansi negara seperti IQTL dan AIFAESA untuk mengadakan pekerjaan khususnya dalam mendirikan laboratorium.

“Alat atau material untuk laboratorium tergolong mahal dan jika dibangun terpisah hanya akan memakan biaya dan kemana publik harus percaya jika melakukan pengujian. Ini hanya akan memberi beban pada APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) setiap tahun,” ucapnya.

Berita terkait : Indonesia ingin dukung alat laboratorium sesuai kebutuhan AIFAESA

Ia mengetahui bahwa IQTL dan AIFAESA adalah lembaga pemerintah di tingkat pusat yang memiliki tanggung jawabnya sendiri tetapi harus bekerjasama untuk menjamin bahwa Pemerintah hanya memiliki satu suara begitu juga hasil tes dari laboratorium.

AIFAESA bertanggung jawab dalam pengawasan pangan dan produk yang beredar di Timor-Leste, sedangkan IQTL bertanggung jawab dalam mengatur sistem standardisasi nasional. 

Reporter : Cidalia Fátima

Editor   : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!