DILI, 05 juni 2023 (TATOLI)— Duta Besar Uni Eropa (UE) untuk Timor-Leste, Marc Fiedrich dalam perayaan Hari Lingkungan Hidup Sedunia mengakui sampah plastik adalah wabah di Timor-Leste dan di seluruh dunia yang mempengaruhi lingkungan dan manusia.
Dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia dengan tema “Beat Plastic Pollution and Save the Planet” (Kalahkan Polusi Plastik dan Selamatkan Planet Bumi), Marc Fiedrich mengakui sampah plastik mempengaruhi kesehatan manusia, dan menghancurkan ekosistem.
“Sampah plastik ini dapat mempengaruhi kesehatan manusia, menghancurkan ekosistem, dan membahayakan satwa liar, terutama spesies laut. Produksi, penggunaan, dan pembuangannya merupakan penyumbang penting emisi gas rumah kaca,” jelas Marc Fiedrich di Timor Plaza, senin ini.
Ia menjelaskan efek pencemaran sampah plastik dapat dilihat di mana-mana. Seperti di puncak gunung, di ladang tempat makanan dan bahkan di rumah yang bersih. Tapi tempat di mana ada kuantitas yang mengkhawatirkan ada di laut.
“Apa yang dapat Anda amati di pantai-pantai di Timor-Leste sebenarnya adalah puncak gunung es, karena sebagian besar sampah plastik berbentuk elemen mikro yang tidak terlihat,” ucapnya.
Dijelaskan, ada beberapa laporan bahwa 400 juta metrik ton plastik diproduksi per tahun di seluruh dunia. 11% sampah plastik salah kelola dan masuk ke lingkungan air tawar dan laut. Ini adalah angka yang mengkhawatirkan.
Meskipun ada peningkatan kesadaran akan dampak plastik, masih ada jalan panjang untuk membatasi atau meniadakan produk ini. Tetapi ada beberapa tanda positif.
Dikatakan, setahun lalu, PBB mengambil langkah kritis. Mereka sepakat untuk mengembangkan instrumen internasional yang mengikat secara hukum mengenai pencemaran plastik, termasuk di lingkungan laut dengan ambisi untuk menyelesaikan negosiasi pada akhir tahun 2024. Timor-Leste berpartisipasi dalam Majelis tersebut.
Diskusi di PBB mengungkapkan bahwa peralihan ke ekonomi sirkular dapat mengurangi volume plastik yang memasuki lautan hingga lebih dari 80 persen pada tahun 2040. Serta mengurangi produksi plastik murni hingga 55 persen, menghemat anggaran pemerintah $70 miliar pada tahun 2040 dan mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 25 persen. Selanjutnya, menciptakan 700.000 pekerjaan tambahan terutama di selatan global.
“Saya harap seseorang akan melihat lebih dekat apa manfaat nyata yang diperoleh Timor-Leste karena saya yakin manfaat itu besar dan semua, secara kolektif,” ungkap Dubes UE.
UE adalah bagian mengambil bagian pada ambisi global ini untuk secara signifikan mengurangi produksi, penggunaan, dan limbah plastik. Misalnya, sejak tahun 2021 piring plastik sekali pakai, peralatan makan, sedotan, tongkat balon, dan cotton buds tidak lagi dapat ditempatkan di pasar Negara Anggota UE.
Produk plastik tertentu, baik untuk sekali pakai saja dan yang alternatifnya ada, dilarang. Langkah-langkah khusus juga diperkenalkan untuk mengurangi penggunaan produk tertentu.
Pendekatan ini akan tetap diperlukan untuk waktu yang lama jika ingin mengubah UE menjadi ekonomi sirkular, yaitu ekonomi yang menggunakan kembali dan meregenerasi bahan yang digunakan sehari-hari sehingga dapat berproduksi lebih berkelanjutan dan lebih ramah lingkungan.
UE menyadari bahwa menegosiasikan perjanjian internasional itu penting tetapi tidak cukup. “Dukungan kami pada program ‘Hamenus Lixu Plastiku’ adalah contoh keterlibatan nyata UE di Timor-Leste dan juga berharap untuk maju di tingkat regional melalui proyek PACWASTE.
“Semoga upaya Anda dan kami dapat menginspirasi banyak orang untuk bergabung, sehingga kami dapat mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang plastik secara efektif. Ini adalah upaya yang perlu kita lakukan di rumah dan komunitas kita sendiri, di kota dan negara kita, serta di tingkat internasional,” ungkapnya.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz