iklan

INTERNASIONAL, KESEHATAN, HEADLINE, LIKISÁ

Layani klien VBJ, UNFPA-Kemenkes luncurkan Safe Space di SSK Liquiça

Layani klien VBJ, UNFPA-Kemenkes luncurkan Safe Space di SSK Liquiça

Perwakilan UNFPA di Timor-Leste, Pressia Arifin Cabo, Wakil Menteri Kesehatan, Bonifacio Maucoli dos Reis dan Sekretaris Negara urusan Kesetaraan dan Inklusif (SEI), Merita Correia dalam acara peluncuran Safe Space atau Ruang Aman di Pusat Kesehatan Masyarakat di kotamadya Liquiça. Foto Tatoli/Joanico de Araujo

LIQUIÇA, 02 juni 2023 (TATOLI)— Zonta International melalui UNFPA (Dana Penduduk PBB) mendukung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meluncurkan Safe Space atau Ruang Aman di Pusat Kesehatan Masyarajat (SSK -tetun) di kotamadya Liquiça demi melayani klien VBJ (Kekerasan Berbasis Gender).

Perwakilan UNFPA di Timor-Leste, Pressia Arifin Cabo bersyukur, karena peluncuran Ruang Aman di Liquiça hari ini menandai pencapaian baru dalam upaya kolektif bersama. Simbol utama tekad kuat UNFPA untuk mengakhiri Kekerasan Berbasis Gender dan praktik-praktik berbahaya.

“Dengan mendirinya tempat tersebut, dapat menghentikan kekerasaan VBJ. Jadi, kami  berusaha untuk menjangkau semua perempuan dan anak perempuan di negara ini  dengan fasilitas kesehatan terbaik dan kapan pun serta di mana pun mereka membutuhkannya. Karena kami menciptakan masyarakat yang lebih aman untuk semuanya,” jelas Perwakilan UNFPA di SSK Liquiça, jumat ini.

Menurutnya, Kekerasan Berbasis Gender (GBV) tetap menjadi salah satu masalah hak asasi manusia dan kesehatan masyarakat yang paling meluas di negara muda Timor-Leste. Survei Kesehatan Demografi Timor-Leste 2016 menyebutkan bahwa sepertiga (33%) perempuan berusia 15-49 tahun di Timor-Leste mengalami kekerasan fisik sejak berusia 15 tahun.

“Dalam konteks tersebut, khususnya di Kotamadya Liquiça, angka kasus VBJ harus ditangani. Dimana perempuan dengan berusia 15-49 tahun mendapatkan kekerasaan fisik di kotamadya tersebut,” ujarnya.

Sementara, Wakil Menteri Kesehatan, Bonifacio Maucoli dos Reis melihat Rumah Aman dengan menandai pencapaian penting untuk terus berjuang meningkatkan kapasitas dalam melayani klien VBJ serta memberikan ruang bagi mereka yang membutuhkan pertolongan.

“Tempat tersebut, sebagai pintu utama untuk cepat menangani kasus VBJ. Seperti yang diketahui petugas medis sebagai orang pertama yang menangani kekerasaan. Maka dari itu dengan menyediakan tempat tersebut, para korban bisa mendapatkan ketenangan saat mendapatkan pelayanan dari petugas Kesehatan,” kata Wakil Menteri.

Menurut Menteri Bonifacio, pemerintah akan terus memprioritaskan kasus VBJ, dimana setiap tahun mendapatkan alokasi anggaran senilai $5, namun tidak cukup untuk  digunakan pada konstruksi ruang tersebut.

“Dengan dukungan dari UNFPA, telah meluncurkan empat Ruang Aman. Sebentar lagi di Kotamadya Dili juga akan selesai. Jadi,  kedepannya akan kita perluas di kotamadya lain. Sehingga tempat Ruang Aman disemua kotamadya dapat tersedia, dan dapat dengan cepat menangani kasus kekerasaan yang ada,” tuturnya.

Selain itu, Sekretaris Negara urusan Kesetaraan dan Inklusif (SEI), Merita Correia menginformasikan bahwa, dengan menyediakan Ruang Aman bagi masyarakat di kotamadya Liquiça dan dapat dengan cepat menyelesaikan kasus kekerasaan dengan cepat, dan tidak perlu sampai di Dili, karena tempat Ruang Aman untuk mendukung korban VBJ.

“Para tenaga medis kita telah melakukan pelatihan. Kita berharap pelatihan yang didapatkan bukan sebagai ujian forensik, namun bagaiman mereka melayanai dengan baik pasien VBJ,” kata Wakil Menteri tersebut.

Rumah Aman di SSK Liquiça mendapatkan dukungan dana dari agensi Zonta International dengan total anggaran senilai $40.869,28 yang didukung melalui UNFPA.

Hingga saat ini, UNFPA telah meluncurkan empat Rumah Aman di empat SSK kotamadya, seperti Viquque, Gleno Kotamadya Ermera, Atabae Kotamadya Bobonaro dan Liquiça.

Reporter : Mirandolina Barros Soares

Editor      : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!