DILI, 03 April 2023 (TATOLI)— Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Timor-Leste, Arvind Mathur, meminta kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk memberikan perawatan yang terbaik bagi ibu hamil untuk mencegah penyebab dari penyakit autis.
Hal tersebut dikatakan berkaitan dengan peringatan Hari Peduli Autisme Sedunia, yang jatuh pada 02 april ini.
Menurutnya, pendampingan pada ibu hamil dalam melahirkan, sangat penting karena Autistic Spectrum Disorder (ASD) tidak hanya disebabkan oleh faktor genetik, tetapi juga akibat infeksi yang bisa timbul selama kehamilan. Ini adalah yang terakhir yang dapat dicegah, jika wanita hamil dipantau secara medis selama masa hamil dan sebagai pencegahan.
“Karena itu kami meminta Kementerian Kesehatan untuk memberikan pendampingan kepada ibu hamil agar dapat melakukan kontrol yang memadai selama masa prenatal. Ini sebagai langkah pencegahan autis,” paparnya.
Berita terkait : Hari Peduli Autisme Sedunia, HNGV siap layani pasien autis
Karena ASD memiliki penyebab yang bervariasi, manifestasinya yang terlihat juga demikian. Karenanya spektrum yang mencakup berbagai perilaku dari tanda-tanda ringan sindrom Asperger (gangguan perkembangan) hingga isolasi sosial yang kuat. Karena, penyakit autis dialami secara berbeda oleh orang yang berbeda. Karena itu, beberapa orang autis mungkin membutuhkan lebih banyak dukungan daripada yang lain untuk bertahan hidup.
Autisme termasuk dalam kelompok gangguan perkembangan otak yang dikenal dengan ASD. Ini terdiri dari gangguan neurologis yang ditandai dengan gangguan interaksi sosial, komunikasi verbal dan non-verbal perilaku terbatas dan berulang, serta dapat mempengaruhi pemrosesan informasi di otak, mengubah cara sel saraf dan sinapsis diatur. Namun, bagaimana proses ini terjadi di otak masih belum dipahami dengan baik.
Penderita autis menunjukkan beberapa gejala seperti, kesulitan dalam belajar, dalam berbicara, dalam mengekspresikan ide dan perasaan, dalam hubungan, dalam menjalin kontak mata dengan orang lain, adanya pola berulang dan gerakan stereotip seperti duduk lama dan mengayunkan tubuh, berprilaku agresif, dan keinginan untuk sesuatu yang spesifik.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), diyakini ada lebih dari 70 juta orang dengan ASD. Ini mempengaruhi sekitar satu dari setiap seratus lima puluh anak.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz