iklan

EKONOMI, INTERNASIONAL

Kapal Ocean Star terhenti di perairan Timor-Leste hampir dua tahun

Kapal Ocean Star terhenti di perairan Timor-Leste hampir dua tahun

Direktur Perusahaan Ariana Oceano Agency, Constâncio Guterres. Foto Tatoli

DILI, 20 desember 2022 (TATOLI)—Kapal komersil dari Indonesia, Ocean Star dari perusahaan PT. Niaga Shipping Internasional selama hampir dua tahun telah terhenti di sekitaran perairan Timor-Leste (TL), di kotamadya Dili.

Direktur Perusahaan Ariana Oceano Agency, Constâncio Guterres, menceritakan pemilik kapal Ocean Star sesungguhnya dari China tetapi dikontrak ke PT. Niaga Shipping Internasional (NSI) Indonesia.

Sebelumnya, Pemilik perusahaan Nezia Edirma, dan Edison Varela telah berdiskusi dengan Direktur Utama NSI, Nia Wulandari Bagus agar kapal Ocean Star bisa beroperasi di Timor-Leste. Kapal tersebut dimasukan oleh perusahaan Nezia Edirma pada 04 april 2021.

“Kapal itu masuk ke TL pada 04 april 2021, pada saat ini pihak Nezia Edirma menunjuk Ariana Ocean Agency sesuai kontrak untuk menjadi agency yang mewakili pemilik kapal. Jadi, semua yang berkaitan dengan administrasi adalah tanggung jawab agency,” jelas Constâncio Guterres pada Tatoli secara esklusif di kantornya, Bairo-pite, selasa ini.

Ia menjelaskan, pihak Nezia Edirma menginformasikan bahwa kapal tersebut dikirim ke Timor-Leste untuk mengangkut minyak tetapi sejak 2021 sampai saat ini belum beroperasi.

Pada 18 desember 2022, pihak NSI meminta Ariana Ocean Agency untuk segera keluarkan izin kapal belayar dan crew naik ke kapal Ocean Star.

Pihaknya merasa di rugikan oleh pihak keagenan ini dikarenakan keterlibatan perusahaan dengan pihak Nezia Edirma, LDA yang tidak mendukung kapal tersebut keluar dari Timor-Leste.

Meskipun begitu, Direktur Perusahaan Ariana Oceano Agency mengklaim bahwa dirinya juga menjadi korban dari Nezia Edirma dan NSI karena sampai saat ini belum melakukan pembayaran sesuai dengan kontrak yang ada.

“Saya sebagai agency juga dirugikan. Menurut yang saya dengar kedua perusahaan telah sepakat bahwa NSI telah menjual kapal Ocean Star pada perusahaan Nezia Edirma. Proses ini juga tercatat secara resmi di Direktorat Notaris Timor-Leste,” jelas Constâncio Guterres.

Untuk menyelesaikkan masalah ini, pihak NSI mengirimkan timnya sendiri untuk bertemu dengan Menteri Transportasi dan Komunikasi (MTK- tetun), José Agostinho dimana, dalam hal ini kementerian mengeluarkan surat penugasan agar diselesaikan sesuai dengan proses yang berlaku di Timor-Leste.

Sesuai permintaan MTK, Direktorat Nasional Transportasi Maritim (DNTM) memberikan anjuran sesuai lisan untuk segera menyelesaikan masalah kapal tersebut.

“Surat ini akan dikirimkan kepada institusi terkait dan NSI agar segera mengirimkan tim mereka untuk melakukan inspeksi jika ada beberapa bagian yang harus diperbaiki,” katanya.

Ia khwatir jika kapal tersebut sudah terhenti selama dua tahun dan bisa jadi bagian kapal ada yang sudah tidak berfungsi, karena jika terlalu lama mungkin kapal akan tengelam dan mencemarkan lingkungan.

Tetapi sayagnya sebelum masalah diselesaikan, Direktur Utama NSI mengirimkan surat terbuka yang ditulis untuk Presiden Republik, José Ramos Horta.

“Saya heran PT. NSI menulisan surat pada Presiden Republik, media dan mengancam saya dengan Kopassus. Saya hanya agen tetapi mitra kerjasanya adalah Nezia Edirma. Sekarang saya meminta nama baik saya dan meembayar saya karena sudah dua tahun,” katanya.

Kapal Ocean Star adalah kapal tenker minyak bermuatan sampai 14.000 ton, tetapi sampai saat ini belum membayar pajak ke  Direksi Dewan Direktur Otoritas Pelabuhan (APORTIL) lebih dari $100.000 dan membayar $2.750 setiap bulan pada agen Ariana Oceano Agency.

Reporter: Cidalia Fátima

Editor    : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!