iklan

EKONOMI, INTERNASIONAL, DILI

Perkuat sistem perlindungan sosial, Bank Dunia luncurkan laporan ekonomi Timor-Leste

Perkuat sistem perlindungan sosial, Bank Dunia luncurkan laporan ekonomi Timor-Leste

Bank Dunia (World Bank), hari ini meluncurkan laporan ekonomi Timor-Leste, untuk memperkuat sistem perlindungan sosial khususnya bagi kaum kurang mampu, di aula AMRT Lecidere Dili, kamis (01/12). Foto Tatoli/Mirandolina Barros Soares

DILI, 01 Desember 2022 (TATOLI)— Bank Dunia (World Bank), hari ini meluncurkan laporan ekonomi Timor-Leste (TL). Laporan tersebut diluncurkan untuk memperkuat sistem perlindungan sosial khususnya bagi kaum kurang mampu di TL.

Country Representative Bank Dunia, Bernard Harborne, mengatakan peluncuran tersebut dilaksanakan dua kali setiap tahunnya. Laporan itu diluncurkan untuk memperkuat sistem perlindungan ekonomi bagi kaum kurang mampu.

“Tujuan dari peluncuran tersebut, dilaksanakan setiap satu tahun dua kali. Jadi, peluncuran dilakukan enam bulan sekali, dan laporan ini ditujukan pada kesehatan ekonomi. Itu dilihat secara umum ekonomi di Timor-Leste masih aman, namun diharuskan untuk memberikan perlindungan social,” kata Bernard Harborne pada wartawan di AMRT Lecidere Dili, kamis ini.

Dijelaskan, pada  2021, pemulihan ekonomi meningkat menjadi 2.9%, maka Bank Dunia menargetkan pada 2022 dan 2023 pemulihan ekonomi akan meningkat menjadi 3.0%.

“Kita harus menggunakan anggaran tersebut dengan baik, khususnya dana perlindungan sosial seperti anggaran untuk veteran dengan alokasi anggaran yang banyak. Jadi,  harus menggunakan dana tersebut dengan baik. Contohnya, menginvestasikan pada rakyat kurang mampu dan masalah malnutrisi yang berkelanjutan,” jelas Bernard.

Hal yang sama dikatakan Menteri Keuangan, Rui Augosto Gomes bahwa, peluncuran laporan tersebut untuk memperkuat sistem ekonomi yang difokuskan pada perlindungan sosial.

“Jika kita tidak memberikan perlindungan sosial maka kemiskinan akan meningkat. Jika hal tersebut terjadi maka akan menambah biaya pada negara, karena masalah kemiskinan dapat menghambat pemulihan ekonomi negara,” tegasnya.

Menteri Rui menambahkan dari laporan data 2014, menunjukkan angka kemiskinan di Timor-Leste sekitar 42% dari 1.2 juta jumlah penduduk, sedangkan untuk data terbaru akan dikeluarkan pada  tahun depan.

“Untuk mengurangi angka kemiskinan, Pemerintah melaksanakan program sosial seperti, Uma Kbiit Laek, Cesta Basica, subsidi untuk para lansia (lanjut usia) dan lainnya. Jadi, politik sosial, yang dilaksanakan oleh Pemerintah selama berapa tahun ini akan memberikan dampak posisif  untuk mengurangi angka kemiskinan di dalam negeri,” katanya.

Dikatakan, selama dekade terakhir, pengeluaran untuk program perlindungan sosial di Timor-Leste telah meningkat secara nominal, dari $129 juta pada tahun 2009, menjadi $148 juta pada tahun 2019.

Reporter : Mirandolina Barros Soares

Editor      : Armandina Moniz

 

 

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!