DILI, 09 November 2022 (TATOLI)—Direktur Aliansi Nasional untuk Pengendalian Tembakau di Timor-Leste (ANCT-TL), Sancho Fernandes mengatakan pihaknya sangat mendukung Pemerintah Timor-Leste (TL) untuk menaikkan pajak tembakau dari $50 menjadi $100 per kilogram.
“Menurut kami, menaikkan pajak hingga $100/kg, sangat membantu pemulihan ekonomi, dan menggurangi perokok baru. Karena, menurut Organisas Kesehatan Dunia (WHO), jika TL tidak menaikkan pajak, maka pada dua tahun kemudian, angka perokok akan bertambah hingga 265.600,” kata Direktur Sancho kepada Tatoli di Bairro Pite Dili, rabu ini.
Direktur Sancho juga merekomendasi agar Pemerintah juga untuk menaikkan pajak per slop rokok bukan hanya per kilogram. Karena saat ini, perusahaan memproduksi tembakau dalam mengurangi kilogramnya.
“Perkiraan kami, jika Pemerintah menghitung pajak dilihat dari per slop dengan dikenai 70% per slop, maka pendapatan satu tahun untuk produk tembakau dapat mencapai $46 juta per tahun. Menurut saya, ini dapat memperbaiki pendapatan dosmetik melalui pajak,” katanya.
Berita terkait : Timor-Leste akan naikkan pajak tembakau jadi $100/kg
Menurutnya, rencana Pemerintah untuk menaiki pajak tembakau, sangat membantu dalam mencegah penyakit tidak menular, seperti kanker, hipertensi dan lainnya, dan juga meningkatkan perekonomian negara.
“Sekitar 270.000 orang perokok di TL. Menurut data ANCT-TL, TL harus mengeluarkan biaya pengobatan sekitar $64 juta per tahun untuk pengeluaran pengobatan bagi penderita penyakit tidak menular,” jelas Sancho.
Dia juga menekankan bahwa, dari survei ANCT-TL, meskipun Parlemen Nasional menaikkan pajak tembakau menjadi $50 per kilogram, namun hanya sedikiti kemajuan karena harga rata-rata tembakau seperti Marlboro, L.A. dan Sampoerna, satu bungkus hanya dikenakan $2 lebih.
Ia menjelaskan menurut data dari Monitoring Progress for Non-Communicable Diseases sejka 2016 hingga 2019 yang dirilis WHO, dari total 1.269.000 penduduk Timor-Leste, sekitar 3.300 orang meninggal dunia karena penyakit tidak menular, dimana 45% atau setara dengan 1.485 meninggal pada usia kerja dan 20%, atau 660 meninggal secara prematur.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz