DILI, 08 September 2022 (TATOL)— Hari Aksara Internasional diperingati setiap tanggal 8 september. Dalam peringatan hari tersebut Menteri Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (MEJD), Armindo Maia mengharapkan kepada semua orang di Timor-Leste untuk mengenal huruf agar bisa membaca dan menulis.
Hari Aksara atau tuna aksara Internasional pertama kali dicetuskan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) pada 1967.
Hari tersebut ditetapkan sebagai langkah konkret UNESCO dalam memajukan agenda literasi. Tujuannya agar masyarakat lebih bisa berwawasan. Meski begitu, tantangan tuna aksara masih harus diperjuangkan.
Menteri Armindo mengatakan, hidup di zaman sekarang sangat penting bagi semua orang untuk bisa membaca dan menulis, mulai dari anak-anak hingga lansia.
Berita terkait : Berantas tuna aksara di Timor-Leste, 474 orang akan ikut ujian tingkat dasar
“Hari Aksara Internasional sangat penting. Karena, seperti yang diketahui, dizaman sekarang, jika tidak tahu menulis dan membaca, sama halnya kita hidup dalam dunia kegelapan. Untuk itu, kita semua mulai dari anak-anak hingga lansia, harus berusaha bisa membaca dan menulis,” katanya pada Tatoli di Kantor Pemerintahan, Dili, rabu.

Anggota Pemerintah ini menambahkan, Kementeriannya mendirikan pusat pelatihan pendidikan dasar bagi mereka yang belum mengenal huruf, agar semua orang bisa mendapatkan kesempatan dalam belajar.
“Untuk memberantas tuna aksara, kita ada program yang dinamakan ‘Afanamor’ yang dilaksanakan sejak Pemerintah pertama, dan mendapatkan dukungan dari Pemerintah Kuba, dan program yang sama yaitu ‘Sim, Eu Posso’ dan program ‘Alfanativu’ sudah berjalan selama 20 tahun,” ujarnya.
Dikatakan, selama menjalankan program dalam memberantas tuna aksara di Timor-Leste (TL), mendapatkan dukungan dari Pemerintah Kuba, Brazil dan UNESCO.
“Meskipun pusat pelatihan didirikan tidak untuk semua Kotamadya namun sekitar 15 Pos Administrasi telah didirikan pusat pelatihan masyarakat. Pusat tersebut untuk pelatihan Pendidikan dasar dan juga program lainnya seperti pelatihan Bahasa Korea dan ketrampilan,” tuturnya.
Berdasarkan, laman resmi UNESCO, menyebutkan hingga kini masih ada 773 juta orang muda dan dewasa di dunia yang tidak memiliki keterampilan keaksaraan dasar. Literasi harus semakin ditingkatkan, agar semangat awal yang jadi momentum diperingatinya Hari Aksara Internasional tetap terjaga.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz