iklan

INTERNASIONAL, SOSIAL INKLUSIF

Kehadiran CRS bantu masyarakat pedesaan akses pendidikan dan informasi

Kehadiran CRS bantu masyarakat pedesaan akses pendidikan dan informasi

Country Director Catholic Relief Service (CRS), Yane Tante Tamond Pinto. Foto Tatoli

DILI, 02 september 2022 (TATOLI) – Country Director Catholic Relief Service (CRS), Yane Tante Tamond Pinto  mengatakan, kehadiran  CRC dalam melaksanakan beberapa program sangat membantu masyarakat pedesaan yang kurang mengakses pendidikan dan pengetahuan dalam aksesibilitas informasi khususnya mereka yang hidup dalam kondisi rentan.

Yane Tante Tamond Pinto menjelaskan,  semua kegiatan program merupakan tindakan murah hati CRC dalam  membantu orang lain yang benar-benar membutuhkan dalam mencerminkan solidaritas manusia.

“Kami memberikan pelatihan kepada masyarakat pedesaan untuk mendapatkan pinjaman dengan bunga kecil. Ini adalah program yang berguna membantu orang memulihkan pendapatan keluarga,” katanya kepada Tatoli secara eksklusif, di Dili, kamis.

CRS juga memberikan capacity building melalui program Saving and Internal Lending Community (SILC). Program itu untuk meningkatkan pengetahuan dan taraf hidup masyarakat. Khususnya, dalam program SILC, CRS telah memberikan $20.000 kepada kelompok pedesaan untuk kegiatan pinjaman dan tabungan.

“Hidup tanpa bantu orang lain tidak ada artinya. Seorang manusia harus memberikan hati yang terbuka melalui amal untuk memastikan orang-orang yang rentan dapat memiliki kehidupan yang baik,” katanya.

Ia menekankan bahwa membantu orang lain adalah cara yang sangat sederhana. Pelaksanaan program tersebut terutama mencerminkan solidaritas kemanusiaan yang mengandung rasa dermawan. Aksi sukarela diberikan untuk mempromosikan nilai solidaritas manusia.

Disebutkan, pada  2021 terdapat 5.414 penerima manfaat langsung dan 13.714 penerima manfaat tidak langsung untuk program yang dilaksanakan di kotamadya Viqueque, Baucau, Lospalos, dan Liquica.

CRS juga mendapat dukungan finansial dari mitra lain seperti USAID, DFAT, Global Fund, dan lainnya senilai $1,5 juta. Organisasi ini setiap tahun menyediakan pembiayaan swasta sebesar $700.000.

Dari tahun 1979 hingga 1986 selama pendudukan Indonesia, CRS TL adalah sub-kantor CRS Indonesia, yang melaksanakan program darurat dan makanan. Setelah referendum kemerdekaan 1999, CRS berkoordinasi dengan mitra gereja untuk memberikan bantuan kepada keluarga yang terkena dampak pengajaran kekerasan oleh milisi pro-Indonesia.

Sejak tahun 2000 penerima manfaat secara langsung  di TL mencapai 36.007 orang dari berbagai program yang berfokus pada Pertanian, Tanggap Darurat dan Pemulihan, Kesehatan, Nutrisi dan Pembangunan Perdamaian.

Reporter: Cidalia Fátima

Editor     : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!