DILI, 06 juni 2022 (TATOLI)—Perdamaian adalah prasyarat mendasar untuk pembangunan berkelanjutan termasuk hak atas lingkungan yang bersih dan sehat.
Demikian hal itu dikatakan, Pelapor Khusus PBB untuk Hak Asasi Manusia dan Lingkungan, David Boyd dalam siaran pers yang diakses Tatoli, senin ini.
Dikatakan, konflik yang semakin meningkatkan berdampak pada kerusakan lingkungan, dan pelanggaran hak.
“Perdamaian adalah prasyarat mendasar untuk pembangunan berkelanjutan dan penikmatan penuh hak asasi manusia, termasuk hak atas lingkungan yang bersih, sehat, dan berkelanjutan,” kata David Boyd.
Berita terkait : SEA hargai dukungan gereja Katolik dalam sosialisasi jaga lingkungan hidup
Menurutnya, konflik menghabiskan jumlah besar energi, menghasilkan emisi besar dari gas rumah kaca yang mengganggu iklim, meningkatkan polusi udara, air dan tanah yang beracun, serta menghancurkan alam.
Pakar independen yang ditunjuk PBB menyoroti dampak lingkungan dari invasi Rusia ke Ukraina, dan implikasi haknya, termasuk hak untuk hidup di lingkungan yang bersih, sehat, dan berkelanjutan, dengan memerlukan waktu bertahun-tahun untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi.
“Banyak negara telah mengumumkan rencana untuk memperluas ekstraksi minyak, gas, dan batu bara sebagai tanggapan atas perang di Ukraina,” kata Boyd.
Dia pun mencatat bahwa proposal pembangunan kembali dan restorasi multi-miliar dolar pasca-konflik, juga akan menambah tekanan lingkungan menghadapi dunia.
Berita terkait : Hari Lingkungan Hidup Sedunia, PBB : Bumi tidak dapat lagi penuhi tuntutan manusia
Penghancuran ribuan bangunan dan infrastruktur penting akan membuat jutaan orang kehilangan air minum yang aman dan hak penting lainnya.
Dikatakan, ketika dunia bergulat dengan gangguan iklim, runtuhnya keanekaragaman hayati dan polusi yang meluas, maka perlu untuk mengakhiri perang, memastikan perdamaian dan memulai proses penyembuhan dan pemulihan sesegera mungkin secara manusiawi.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz
