DILI, 11 Mei 2022 (TATOLI) – Sebanyak 345 warga negara Filipina menggunakan hak pilih mereka dengan mengikuti Pemilihan Presiden (Pilpres) 2022 untuk memilih Kepala Negara baru untuk Filipina, pada 9 mei 2022.
Konsul dan Sekretaris Ketiga Filipina di Timor-Leste, Lazer Biltz Sumagaysay, mengatakan, sebelumnya Kedutaan Besar Filipina telah mendaftarkan lebih dari 700 pemilih yang terdaftar. Namun, hanya 345 pemilih yang memberikan suaranya pada 9 Mei 2022.
“Pemilihan presiden Filipina diadakan pada 09 Mei dan sebelumnya lebih dari 700 orang Filipina di Timor-Leste terdaftar untuk berpartisipasi dalam pemilihan, tetapi selama hari pemilihan hanya 345 orang Filipina yang menggunakan hak pilih mereka,” kata Konsul dan Sekretaris Ketiga Filipina di Timor-Leste, Lazer Biltz Sumagaysay ke Tatoli di Farol, senin.
Sumagaysay menambahkan, pemilu tersebut dipantau langsung oleh 20 pemantau pemilu dari Filipina di Timor-Leste.
“Proses Pilpres Filipina di Timor-Leste berjalan sangat baik dengan transparansi dan kerahasiaan mengikuti prinsip-prinsip demokratisasi,” katanya.
Menurut Sumagaysay, tim juga telah menyelesaikan penghitungan hasil suara dari 345 pemilih tepat setelah hari pemungutan suara. Hasil perolehan suara dari 345 pemilih menunjukkan mayoritas warga Filipina memilih Ferdinand Marcos.
Menurut Sumagaysay, penghitungan suara berlanjut di Filipina dengan hasil awal menunjukkan bahwa sebagian besar warga Filipina memilih Ferdinand Marcos.
“Pengumuman resmi belum dibuat karena penghitungan suara sedang berlangsung, tetapi hasil awal menunjukkan bahwa Ferdinand Marcos memimpin pemilihan,” ungkapnya.
Ferdinand Marcos Junior, sebagai putra mendiang diktator Filipina Ferdinand Marcos meraih kemenangan telak dalam pemilihan presiden yang digelar pada Senin (9/5) waktu setempat.
Dilansir dari kantor berita AFP, Selasa (10/5/2022), menyebutkan, penghitungan awal yang hampir selesai, Ferdinand “Bongbong” Marcos Junior telah memperoleh lebih dari 50 persen suara, dan lebih dari dua kali lipat jumlah suara saingan terdekatnya, Leni Robredo yang liberal.
Ferdinand Marcos Jr adalah anak dari mantan diktator dan presiden Filipina Ferdinand Marcos. Marcos Jr, yang dikenal dengan nama panggilannya “Bongbong”, memenangi pemilihan presiden atau pilpres Filipina pada Senin (9/5/2022) dengan telak. Dalam 36 tahun sejak pemberontakan rakyat menggulingkan patriark dan mendepak keluarga ke pengasingan AS, klan Marcos membangun kembali kekayaan politik mereka.
Pria kelahiran 13 September 1957 yang biasa dipanggil Bongbong Marcos adalah politikus Filipina yang menjabat sebagai senator dari 2010 hingga 2016. Dia merupakan anak kedua dan satu-satunya putra mantan presiden, diktator Ferdinand Marcos Sr dan mantan ibu negara Imelda Romualdez Marcos.
Dunia politik sudah diakrabinya sejak muda. Pada 1980, Marcos Jr yang berusia 23 tahun menjadi wakil gubernur Ilocos Norte, mencalonkan diri dengan Partai Kilusang Bagong Lipunan ayahnya, yang memerintah Filipina dengan darurat militer pada saat itu.
Setelah penggulingannya oleh pemberontakan 1986 yang sebagian besar damai, Marcos yang lebih tua meninggal pada tahun 1989 saat berada di pengasingan di Hawaii tanpa mengakui kesalahan apa pun, termasuk tuduhan bahwa dia, keluarganya, dan kroninya menghancurkan sekitar $5 miliar hingga $10 miliar saat dia berkuasa.
Pengadilan Hawaii kemudian menemukan dia bertanggung jawab atas pelanggaran hak asasi manusia dan diberikan $ 2 miliar dari tanah miliknya untuk mengkompensasi lebih dari 9.000 orang Filipina yang mengajukan gugatan terhadapnya untuk penyiksaan, penahanan, pembunuhan di luar proses hukum, dan penghilangan.
Jandanya, Imelda Marcos, dan anak-anak mereka diizinkan untuk kembali ke Filipina pada tahun 1991 dan melakukan kebangkitan politik yang menakjubkan, dibantu oleh kampanye media sosial yang didanai dengan baik untuk memperbarui nama keluarga.
Reporter : Camilio de Sousa
Editor: Nelia Borges (penerjemah : Armandina Moniz)