DILI, 07 april 2022 (TATOLI)— Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Timor-Leste (TL) mengakibatkan pendapatan sopir angkot transportasi umum dan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) menurun.
Saat ini, harga bensin di SPBU Mãe da Graca $1,31 cen perliter dan solar dengan harga $1.35 perliter. Sementara itu, setiap penumpang angkot sebelumnya membayar $0,15 cen sekarang $0,20 cen (untuk pelajar) dan $0,20 cen menjadi $0,25 cen untuk para pegawai.
Manager SPBU Perusahaan Mãe da Graca, Miulde Gomes mengatakan, sejak kenaikkan BBM, pendapatan di SPBU ini menurun hingga 50% dibandingkan dari harga normal.
“Pendapatan kami menurun drastic, tetapi pembayaran pajak terus meningkat. Dilain pihak, konsumen yang mengisi BBM di tempat ini sangat menurun drastis,” kata Gomes pada Tatoli di SPBU Mãe da Graca, Pantai Kelapa Dili, kamis ini.
Menurutnya, dari pendapatan yang menurun pihaknya pun akan memberhentikan sementara beberapa staf. Karena, tidak bisa membayar lagi gaji.
“Kami tidak membeli langsung BBM dari luar negeri. Namun, kami mengsuplay lagi dari dua perusahaan importir BBM terbesar di TL yakni ETO dan Pertamina Internasional. Kami hanya bisa membeli dari kedua perusahaan tersebut. Sehingga kenaikan harga BBM tergantung dari dua perusahaan itu,” ujarnya.
Sementara itu, Virgilio Paulo Soares, selaku sopir angkot mengatakan, sejak kenaikkan harga BBM, pendapatannya menurun. Meskipun, harga untuk setiap penumpang hanya naik $0,05 cen.
“Untuk setiap hari saya hanya bisa mendapatkan $40, kadang tidak mencapai $40. Itu akibat dari kenaikan harga BBM” ujar Virgilio.
Dijelaskan jika harga BBM tersebut terus meningkat maka para sopir angkot akan melakukan aksi mogok.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz