DILI, 26 januari 2022 (TATOLI)—Uni Eropa dan Organisasi Internasional Jerman (GIZ) melakukan dialog bisnis agroforestry untuk menetapkan kembali rencana lanjutan untuk program “Ai ba Futuru” pada 2022.
“Ai ba Futuru” adalah Partnership for Sustainable Agroforestry (PSAF), yang dibiayai Uni Eropa dan Kementerian Federal Jerman untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan GIZ, yang bermitra dengan pemerintah Timor-Leste (TL).
Program ini didirikan untuk berkontribusi pada pembangunan yang damai, inklusif dan berkelanjutan di TL melalui peningkatan akses pedesaan, penciptaan lapangan kerja, peluang pendapatan ekonomi dan domestik, dan pengurangan kerawanan pangan dan kekurangan gizi yang bertahan lama di daerah pedesaan.
Berita terkait : GIZ: Program Kemitraan “Ai ba Futuru” untungkan empat kotamadya
Duta Besar UE di TL, Andrew Jacobs mengatakan acara lokakarya nasional yang diadakan “Ai ba Futuru” dengan tema Dialog Bisnis Agroforestri dengan tujuan untuk berkontribusi pada akses pasar dan peningkatan kualitas produksi pengembangan rantai nilai agroforestri oleh instansi pemerintah bersama dengan sektor swasta dan produsen.
“Kami berkumpul disini untuk mendengar apa saja yang dibutuhkan untuk mengembangkan pebisnis kecil pada masa yang akan datang. Meskipun, program “Ai ba Futuru” akan berakhir, tetapi UE menyiapkan dana sebesar $55 juta untuk membuat program baru selama tujuh tahun di TL yang akan dilaksanakan oleh ajensi lain,” kata Andrew kepada wartawan di Hotel Timor, rabu ini.
Berita terkait : Ai ba Futuru – PSAF serahkan mesin produksi tusuk gigi untuk Institut Bambu
Sementara itu, Rainer Schelhaas selaku Penasihat Utama ‘Ai ba Futuru’ dan Koordinator GIZ, mengatakan, Kamar Dagang Industri (CCI-TL-Câmara Comércio Indústria Timor-Leste) dan peserta organisasi seperti KOLPING, STVJ dan IMI memperkenalkan status grup, produk, tantangan, dan komitmen mereka untuk membantu mengembangkan potensi masyarakat di pedesaan.
“Saya sangat senang “Ai ba Futuru” menyelenggarakan Dialog Bisnis Agroforestri ini di mana produsen lokal menunjukkan produk-produk berkualitas tinggi mereka. Produk yang ditunjukkan, seperti produksi selai dari buah-buahan lokal dan minyak kelapa murni. Dengan hasil produksi itu, mereka memiliki kesempatan untuk terhubung dengan supermarket lokal serta pasar internasional,” katanya.
Dikatakan, dari semua dukungan kegiatan pelatihan, GIZ percaya bahwa masyarakat TL dimungkinkan untuk mendapatkan keuntungan dari kemampuan tersebut dan pekerjaan pun diciptakan, seperti pengolahan makanan dari buah lokal dan juga minyak kelapa murni.
“Dengan konsisten menjaga kualitas produk yang baik, saya yakin produk dari Timor-Leste akan menembus pasar internasional,” kata Rainer Schelhaas.
Rainer menjelaskan bahwa saat ini GIZ tidak akan melanjutkan program “Ai ba Futuru “ karena program tersebut akan usai pada tahun ini.
Dikatakan, untuk meningkatkan produksi berkelanjutan dalam sistem agroforestri, proyek ini akan membangun 6.000 hektar area baru dan menanam 3.000.000 bibit pohon pada tahun 2022.
Dalam jangka panjang, katanya, akan memberikan peluang untuk meningkatkan rantai nilai agroforestri seperti yang ditargetkan agar bisa mengakses pasar untuk rantai nilai wanatani tertentu (pertanian, hortikultura, produksi dan pengolahan kayu) harus ditingkatkan.
Proyek “Ai ba Futuru” sedang dilaksanakan di empat kotamadya pada bagian timur TL ( Baucau, Lautem, Manatuto dan Viqueque), yang menargetkan 4.000 rumah tangga terpinggirkan di 40 desa terpilih.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz