DILI, 22 Desember 2021 (TATOLI) – Pemerintah melalui rapat Dewan Menteri akan memutuskan untuk mengubah Pusat Arsip Audiovisual Max Stahl (CAMSTL) menjadi lembaga publik.
Menteri Kabinet Dewan Menteri, Fidelis Manuel Leite Magalhães, mengatakan keputusan tersebut diambil agar melestarikan warisan Max Stahl lebih baik dan memastikan keberlanjutannya di masa depan.
“Dewan Menteri telah berdiskusi tentang masa depan CAMSTL ketika Max sakit. Setelah pertemuan, saya menelepon istri Max, Ingrid Bucens, untuk menginformasikan tentang diskusi Dewan Menteri tentang CAMSTL. Saya juga memberi tahu mantan Presiden Republik, Jose Ramos Horta tentang diskusi itu,” kata Fidelis Manuel Leite Magalhães kepada wartawan dalam konferensi pers di Kantor Pemerintahan Dili, rabu ini.
Menurutnya, sejarah Max Stahl perlu untuk dilanjutkan, agar memberi manfaat bagi generasi mendatang, dan penting untuk memastikan otonomi CAMSTL dan keberlanjutannya di masa depan.
“Rapat antara Kabinet Perdana Menteri dan CAMSTL, untuk melihat jenis lembaga apa yang perlu diadopsi oleh kedua belah pihak untuk CAMSTL. Karena itu, diskusi sedang berlangsung dan dalam waktu dekat Dewan Menteri akan mengusulkan undang-undang keputusan untuk menghubungkan lembaga yang tepat bagi CAMSTL sehingga memastikan keberlanjutan karya Max dan warisannya untuk generasi berikutnya, ”kata Fidelis.
Fidelis menjelaskan, keinginan istri mendiang Max untuk mengubah CAMSTL menjadi lembaga publik sama dengan apa yang telah dibahas pemerintah sejauh ini.
Dikatakan, sehari sebelum pemakaman abu Max Stahl di Pemakaman Santa Cruz, istri Max Ingrid Bucens, telah memutuskan bahwa Max Stahl Audiovisual Archive Center (CAMSTL) akan diubah menjadi Lembaga Publik sehingga dapat melestarikan kenangan dan sejarah Timor -Timur (sekarang Timor-Leste).
Sebelumnya, istri Max, Ingrid Bucens kepada Tatoli mengatakan, CAMSTL adalah lembaga Timor-Leste. “Itu lembaga Timor-Leste, bukan pribadi dan tidak akan pernah menjadi lembaga swasta dan bahkan jauh hubungannya dengan keluarga. Itu selalu institusi Timor,” kata Ingrid Bucens kepada Tatoli di Arsip dan Museum Perlawanan Timor Timur, pekan lalu.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz
