iklan

EKONOMI, POLITIK, DILI, SOSIAL INKLUSIF

Tiga awak asing akan bantu operasi Kapal Berlin-Ramelau

Tiga awak asing akan bantu operasi Kapal Berlin-Ramelau

Kapal Berlin-Ramelau bersandar di TL, disambut dengan tradisi budaya oleh para tetua adat sebagai tanda penerimaan. Kapal Berlin-Ramelau tiba di Pelabuhan Dili, jumat (10/12). Foto TATOLI/Antonio Gonçalves

DILI, 10 desember 2021 (TATOLI)— Ketua Dewan Administrasi Otoritas Pelapuhan Timor-Leste (APORTIL), Flávio Cardoso Neves mengatakan tiga awak asing dari luar negeri akan membantu mengoperasikan Kapal Berlin-Ramelau.

Kapal Berlin Ramelau tiba di Pelabuhan Dili dengan awak sebanyak 17 orang dan  semuanya dari luar negeri. Para awak ini akan kembali ke negaranya masing-masing setelah acara penyerahan kapal.

Berita terkait : Kapal Berlin Ramelau tiba  di pelabuhan Dili

“Kita akan lihat semua kemungkinan yang ada dan melakukan pengajuan agar beberapa dari mereka bisa dikontrak. Kita butuh  tiga orang untuk bantu awak kita di sini. Kita  bisa ambil tiga  dari 17 awak  ini,” jelas Flávio di Pelabuhan Dili, jumat ini.

Menurutnya,   Timor-Leste (TL) sendiri sudah menyiapkan 14 awak atau anggota kru yang sudah  mengikuti pelatihan dari Pelatih Belanda untuk bekerja dan bisa mengoperasi Kapal Berlin-Ramelau.

Dilihat dari kondisi kapal tersebut, maka TL juga membutuhkan awak orang asing untuk  membantu  mengenalkan lebih baik proses operasi kapal tersebut.

Berita terkait : Liburan akhir tahun, Berlin-Ramelau siap layani masyarakat Atauro dan RAEOA

“Kita tahu bahwa Kapal ini dengan design yang modern dan kita sudah menyiapkan orang Timor  untuk menjadi anggota kru kapal, tetapi di beberapa bidang spesialis kita membutuhkan orang dari luar negeri,” ungkapnya.

Dikatakan, 17 awak yang datang bersama dengan Kapal Berlin Ramelau  terdiri dari Nahkoda, Awak Kabin. Selain itu, Konsultan dan Penanggungjawab  Perusahaan Konstruksi Kapal Berlin Ramelau.

Dia mengatakan, selain  sumber daya manusia yang dibutuhkan, pemerintah juga harus segera menyiapkan tempat docking agar pemerintah tidak harus mengeluarkan banyak dana  untuk proses pemeliharaan kapal yang biasanya dilakukan di luar negeri.

“Pemerintah harus memberi perhatian untuk menetapkan sebuah docking kapal di TL karena jika sudah ada kapal baru, agar kita tidak lagi banyak mengeluarkan uang ke luar negeri untuk perbaikan dan perawatan kapal,” tuturnya.

Ia menambahkan, dengan adanya docking sendiri maka akan membuka peluang kerja bagi sumber daya TL yang selama ini memiliki pengetahuan tentang perawatan dan perbaikkan kapal. Ini pun akan menjadi sebuah jalan bagi pemerintah untuk menghargai sumber dayanya sendiri.

Reporter : Cidalia Fátima

Editor     : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!