DILI, 26 oktober 2021 (TATOLI)—Perdana Menteri (PM), Taur Matan Ruak menilai penghargaan “Habali Ambiente” sebagai salah satu penghargaan paling bergensi tingkat desa yang dilakukan dalam rangka merayakan Hari Lingkungan Hidup Nasional.
“Saya atas nama Pemerintah memberikan pengakuan publik saya atas penghargaan “Habali Ambiente”. Mengingat itu sebagai penghargaan paling bergengsi yang tersedia di bidang lingkungan di tingkat 452 desa di seluruh wilayah nasional,” kata PM Taur pada acara penyerahan penghargaan “Habali Ambiente” di kantor Kementerian Keuangan, Aitaraklaran, Dili, senin.
PM Taur mengungkapkan pengakuannya pada publik atas penghargaan tersebut, karena kompetisi itu direbut antara 452 desa, yang penilaiannya sangat ketat mengikuti beberapa parameter berdasarkan tanggung jawab, kualitas, kreativitas dan prestasi.
Berita terkait : Hari Lingkungan Nasional, lima desa menangkan penghargaan “Habali Ambiente”
Parameter yang disebutkan adalah parameter lingkungan, pembangunan ekonomi berkelanjutan, tolak ukur tata kelola dan kepemimpinan lingkungan, serta tolak ukur inovasi pembangunan berkelanjutan.
Penghargaan “Habali Ambiente” ini diberikan kepada para pemenang sebagai pengakuan atas kontribusi luar biasa yang telah mereka berikan kepada desa-desa tempat mereka berada.
PM Taur juga memberi selamat pada kelima desa peraih penghargaan “Habali Ambiente” tahun 2021 yaitu, Vatuvou, Laho’mea, Uma Tolu, Cairui dan Seloi Malere.
“Desa anda akan menjadi nol toleransi terhadap kejahatan lingkungan, di mana tidak akan ada lagi orang yang membakar lahan, tanaman dan pohon, serta membuang sampah di sungai dan pantai, dan juga tidak akan ada orang-orang dari desa anda yang mengambil sikap tidak bertanggung jawab yang berdampak negatif pada sumber air di desa,” jelasnya.
Menurutnya, ada beberapa jalan yang harus diikuti tentang cara terbaik untuk memahami dan melaksanakan sarana dan tujuan pendidikan lingkungan. Salah satunya adalah dengan memberikan penghargaan dan jalan lainnya sebagai artikulasi masalah lingkungan yang dihadapi sehari-hari di desa dengan dimensi sosial, ekonomi dan politik.
“Kita hanya tahu apa yang bisa kita cintai. Ketika kita mencintai, kita mulai peduli. Pada saat yang sama, jelas merupakan kepentingan strategis kita untuk melanjutkan proses pendidikan lingkungan, agar generasi sekarang tidak melupakan pelajaran ini, tetapi selalu mengikuti teladan, meningkatkannya dan lebih-lebih di era globalisasi ini, untuk pembangunan dan kesejahteraan rakyat dan bangsa TL,” tandasnya.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz