DILI, 15 Mei 2025 (TATOLI)– Duta Besar Republik Indonesia untuk Timor-Leste, Okto Dorinus Manik, menyampaikan bahwa Indonesia dan Timor-Leste akan memulai proses komunikasi resmi mengenai batas laut pada tahun ini.
Hal ini disampaikan usai menghadiri pembukaan Konferensi Internasional bertajuk “Menavigasi Tantangan: Hukum Laut dan Penyelesaian Sengketa Maritim” yang diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri dan Kerjasama Timor-Leste, kamis ini.
Dubes Okto menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif Pemerintah Timor-Leste dalam menyelenggarakan konferensi bertaraf internasional tersebut, yang mempertemukan para pakar hukum laut dari berbagai negara.
“Saya apresiasi Timor-Leste mengadakan konferensi ini. Karena di sini semua expert-expert dunia hadir, khususnya mengenai hukum laut. Ini kesempatan juga untuk para ahli berbagi pengalaman, lesson learned, dan pemahaman teoritis. Jadi ini bagus bukan hanya untuk Timor-Leste, tapi juga untuk semua negara,” ujar Dubes pada Tatoli.
Terkait hubungan bilateral, Dubes menegaskan bahwa Indonesia menyambut baik upaya pembahasan batas maritim dengan Timor-Leste. Ia mengungkapkan bahwa kedua negara telah menjalin komunikasi informal dan berencana memulai proses perundingan resmi tahun ini.
“Untuk Timor-Leste, kita tahun ini mencari waktu untuk memulai pembahasan batas laut. Memang ini baru awal, dan tentu ada hal-hal yang perlu disiapkan. Dari pemerintah Indonesia sendiri, kita sudah komunikasi meskipun belum ada pertemuan resminya. Tapi komunikasi sudah direncanakan akan dimulai tahun ini,” jelasnya.
Lebih lanjut, Dubes juga menyoroti pentingnya sesi-sesi diskusi dalam konferensi yang memberikan wawasan mengenai berbagai pendekatan dalam penyelesaian sengketa maritim. Ia menilai materi yang disampaikan sangat relevan untuk menjadi referensi dalam proses negosiasi ke depan.
“Pastinya ini akan ada beberapa sesi yang bagus. Termasuk dari pandangan para hakim Hukum Laut Internasional, bagaimana proses perundingan hukum laut dilakukan. Tadi juga disampaikan contoh penyelesaian antara Maldives dan Mauritius. Proses penarikan garis batas seperti itu penting, terutama untuk negara kepulauan maupun negara kontinental,” tambahnya.
Konferensi ini juga menghadirkan sejumlah pakar hukum laut internasional, termasuk dari Indonesia, seperti Prof. Edip Rotomo yang dijadwalkan menyampaikan presentasi pada sesi kedua.
“Kita juga membawa expert kita dari Indonesia, Pak Profesor Eddy Pratomo. Nanti beliau akan menyampaikan pandangannya dalam sesi berikutnya. Ini bisa memperkaya perspektif kita semua,” pungkas Dubes Okto.
Konferensi internasional ini merupakan bagian dari upaya Timor-Leste dalam meningkatkan kapasitas dan pemahaman terhadap isu-isu maritim serta mendorong penyelesaian damai atas batas-batas laut dengan negara-negara tetangga.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz