DILI, 29 April 2025 (TATOLI)– Vatikan resmi menetapkan tanggal dimulainya konklaf untuk memilih Paus baru, yakni pada 07 Mei 2025, menyusul wafatnya Paus Fransiskus dan berakhirnya Misa Novemdiales, yaitu rangkaian misa selama sembilan hari untuk mendoakan kedamaian abadi bagi mendiang pemimpin Gereja Katolik.
Dikutip Tatoli dari Vatican News, selasa ini menyebutkan, pengumuman ini disampaikan usai pertemuan Kongregasi Umum kelima yang dihadiri sekitar 180 kardinal, termasuk lebih dari 100 kardinal elector, yaitu mereka yang memiliki hak suara dalam pemilihan Paus. Keputusan itu diambil pada Senin pagi (28/04/2025) waktu Vatikan.
Proses Pemilihan yang Sakral dan Tertutup
Konklaf akan berlangsung di Kapel Sistina, sebuah lokasi bersejarah di dalam Istana Apostolik Vatikan yang akan ditutup sepenuhnya bagi publik selama proses pemilihan. Sesuai tradisi, para kardinal elektor akan memulai hari dengan Misa Pro Eligendo Papa, sebuah misa khusus untuk memohon bimbingan Tuhan dalam memilih pengganti Takhta Suci.
Usai Misa, para kardinal akan berarak secara khidmat menuju Kapel Sistina dan mengucapkan sumpah rahasia untuk menjaga integritas dan kerahasiaan proses pemilihan. Mereka juga menyatakan komitmen untuk menolak segala bentuk intervensi eksternal dan, apabila terpilih, untuk memimpin Gereja dengan penuh kesetiaan.
Berita terkait : Kardinal Virgílio siap hadiri pemakaman Paus Fransiskus dan konklaf pemilihan Paus baru
Setelah pernyataan “extra omnes” (semua orang keluar), yang dikumandangkan oleh Pemimpin Perayaan Liturgi Kepausan, seluruh individu yang tidak berkepentingan akan meninggalkan ruangan. Tinggalah para kardinal elektor dan satu pendeta yang menyampaikan meditasi spiritual, yang menekankan tanggung jawab besar dalam memilih pemimpin Gereja Universal.
Proses Pemungutan Suara
Pemungutan suara dimulai pada hari yang sama, dengan satu suara di sore hari pertama. Jika belum ada hasil, maka pada hari-hari berikutnya diadakan dua suara pada pagi hari dan dua suara pada sore hari.
Agar seorang kandidat terpilih secara sah sebagai Paus, ia harus memperoleh mayoritas dua pertiga suara dari jumlah pemilih. Jika jumlah pemilih tidak bisa dibagi tiga, maka sistem pemungutan suara akan disesuaikan.
Setelah setiap pemungutan suara, surat suara akan dibakar. Jika hasilnya belum menentukan, cerobong asap Kapel Sistina akan mengeluarkan asap hitam. Jika seorang Paus telah terpilih, maka asap putih akan mengepul, memberi tahu dunia bahwa Gereja telah menemukan pemimpinnya yang baru.
Jika tidak tercapai kesepakatan setelah tiga hari, proses akan dihentikan sementara selama satu hari untuk doa, refleksi, dan diskusi bebas di antara para pemilih. Nasihat rohani juga akan disampaikan oleh Kardinal Proto-Diakon, Dominique Mamberti.
Setelah Paus Terpilih
Ketika seorang calon menyetujui hasil pemilihannya, ia akan ditanya oleh Dekan Kardinal, Giovanni Battista Re: “Apakah Anda menerima pemilihan kanonik Anda sebagai Paus Tertinggi?” Jika ia menerima, maka akan ditanyakan pula nama yang ingin digunakannya sebagai Paus.
Setelah itu, dokumen resmi disusun dan Paus baru secara otomatis memperoleh otoritas penuh sebagai Pemimpin Gereja Katolik sedunia. Para kardinal elektor akan bersujud memberi hormat dan menyatakan kesetiaan kepada Paus baru.
Tidak lama berselang, dunia akan mendengar pengumuman ikonik dari balkon Basilika Santo Petrus: “Annuntio vobis gaudium magnum; Habemus Papam!” (Aku mengumumkan kepada kalian kabar sukacita besar; Kita memiliki seorang Paus!). Paus baru kemudian memberikan Berkat Apostolik Urbi et Orbi kepada umat Katolik dan seluruh dunia.
Sebagai langkah terakhir, dalam waktu yang tepat, Paus baru akan melangsungkan pelantikan resmi dan mengambil alih katedral Kepausan di Basilika St. Yohanes Lateran di Roma.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz