iklan

INTERNASIONAL, HEADLINE

Timor-Leste akan tetapkan hari berkabung nasional untuk mengenang wafatnya Paus Fransiskus

Timor-Leste akan tetapkan hari berkabung nasional untuk mengenang wafatnya Paus Fransiskus

Paus Fransiskus ketika berada di Dili, dalam perjalanan apostoliknya ke Asia, termasuk Dili, Timor-Leste, pada september 2024. Foto Tatoli/Francisco Sony

DILI, 21 April 2025 (TATOLI)Pemerintah Timor-Leste akan menetapkan hari berkabung nasional untuk menghormati wafatnya Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi Gereja Katolik yang dikenal luas sebagai pembela kaum lemah dan suara perdamaian dunia.

Keputusan tersebut akan diumumkan dalam pertemuan luar biasa Dewan Menteri yang dijadwalkan berlangsung pada Selasa, 22 April 2025.

 “Sebagai bentuk penghormatan, bendera nasional Timor-Leste akan dikibarkan setengah tiang selama tujuh hari,” ungkap laman resmi Pemerintah.

 Pemerintah Timor-Leste menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas wafatnya Paus Fransiskus pada Senin pagi, 21 April 2025, pukul 07.35 waktu Roma, di usia 88 tahun. Ia meninggal dunia di Vatikan, meninggalkan warisan spiritual dan moral yang tak ternilai bagi umat Katolik dan masyarakat dunia.

 “Dengan penuh kekhawatiran dan penyesalan yang mendalam, Timor-Leste menerima berita wafatnya Yang Mulia Paus Fransiskus,” ungkap siaran pers tersebut.

Berita terkait : Presiden Horta sampaikan belasungkawa atas wafatnya Paus Fransiskus

 Ditambahkan “Beliau adalah pemimpin spiritual yang memiliki pengaruh luar biasa bagi kemanusiaan, pembela yang tak kenal lelah bagi mereka yang paling rentan, serta promotor perdamaian, keadilan, dan persaudaraan di antara masyarakat.”

Kunjungan bersejarah ke Timor-Leste

Paus Fransiskus memiliki hubungan yang istimewa dengan rakyat Timor-Leste, terutama setelah kunjungan apostoliknya pada 9–11 September 2024. Dalam kunjungan bersejarah itu, ia memimpin Misa Kudus di Tasi Tolu yang dihadiri sekitar 600 ribu umat. Pesan-pesannya tentang harapan, persatuan, dan perlindungan nilai budaya meninggalkan kesan mendalam di hati rakyat Timor.

Juru Bicara Pemerintah sekaligus Menteri Kepresidenan Dewan Menteri, Agio Pereira, mengatakan bahwa kunjungan tersebut bukan sekadar lawatan biasa.

“Itu adalah pertemuan yang mendalam dengan orang-orang yang sangat menderita untuk mencapai kebebasan dan kemerdekaan mereka. Bapa Suci tiba di Timor-Leste dan memenangkan hati dan jiwa suatu bangsa,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa Paus Fransiskus telah menginspirasi bangsa Timor untuk menjadikan budaya mereka sebagai bagian dari iman, budaya yang berakar pada rekonsiliasi, toleransi, pengampunan, serta nilai-nilai perdamaian dan solidaritas.

“Atas nama Pemerintah dan rakyat Timor-Leste, kami menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada Gereja Katolik, Dewan Kardinal, rakyat Argentina, dan seluruh umat beriman di seluruh dunia,” tutupnya.

Warisan spiritual dan kemanusiaan

Lahir di Buenos Aires, Argentina, pada 17 Desember 1936, Jorge Mario Bergoglio bergabung dengan Serikat Jesus dan menjalani kehidupan penuh dedikasi dalam pelayanan pastoral. Ia menjadi Uskup Agung Buenos Aires pada 1998 dan diangkat sebagai Kardinal pada 2001. Pada 13 Maret 2013, ia terpilih sebagai Paus, mengambil nama Fransiskus—mewakili kerendahan hati dan kepedulian kepada kaum miskin.

Selama masa kepausannya, Paus Fransiskus dikenal karena sikapnya yang teguh terhadap keadilan sosial, keberpihakan pada kaum tertindas, serta upayanya mendorong dialog lintas iman. Ia menyerukan pentingnya kasih, solidaritas, dan perlindungan terhadap martabat manusia di tengah dunia yang terus dilanda krisis dan konflik.

Di tengah suasana duka dan refleksi, Timor-Leste kini bergabung dalam doa bersama jutaan umat di seluruh dunia, mengenang kehidupan, ajaran, dan dedikasi kemanusiaan Paus Fransiskus yang akan selalu dikenang dalam sejarah.

Reporter     : Cidalia Fátima

Editor           : Julia Chatarina

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!