DILI, 18 April 2025 — Dalam katekese yang telah dipersiapkan untuk Audiensi Umum mingguan yang ditiadakan karena masa pemulihan, Paus Fransiskus mengingatkan umat beriman bahwa harapan selalu ada, bahkan ketika merasa telah jauh tersesat. Melalui perumpamaan Anak yang Hilang, Paus menekankan kasih Bapa surgawi yang tak terbatas, yang selalu menanti umat kembali dengan tangan terbuka.
“Kita dapat memiliki harapan karena kita tahu Bapa sedang menanti kita,” tulis Paus Fransiskus dalam pesannya yang dipublikasikan oleh Kantor Pers Vatikan, yang diakses Tatoli, Jumat ini.
Meskipun sedang dalam masa pemulihan setelah dipulangkan dari Rumah Sakit Gemelli di Roma pada 23 Maret lalu, Paus tetap menyampaikan pengajaran spiritual melalui teks-teks katekese yang telah disiapkan. Dokter menyarankan beliau untuk beristirahat setidaknya dua bulan guna pemulihan optimal.
Dalam katekese terbaru yang dirilis pada Rabu, Paus merenungkan perjumpaan dalam kehidupan Yesus, khususnya melalui kisah perumpamaan Anak yang Hilang. Kisah ini, menurutnya, menjadi cerminan belas kasih Tuhan yang tiada batas.
“Injil memberi tahu kita bahwa tidak peduli bagaimana atau di mana kita tersesat, Tuhan selalu datang mencari kita,” tegas Paus dikutip dari Vatican News.
Ia menggambarkan bahwa terkadang umat tersesat seperti domba yang terpisah dari kawanan, entah karena salah arah atau karena kelelahan. Namun, Tuhan tidak pernah berhenti mencari anak-anak-Nya.
Paus juga menyinggung keyakinan keliru yang kerap muncul saat umat merasa bersalah, bahwa umat hanya bisa kembali kepada Tuhan sebagai hamba, dan seolah-olah cinta sejati itu harus ditebus dengan perbuatan. Namun, cinta sejati.
“Hanya mereka yang sungguh mencintai kitalah yang mampu membebaskan kita dari pandangan keliru tentang cinta itu. Dan, kita mengalami hal itu dalam relasi kita dengan Tuhan,” katanya.
Paus Fransiskus juga mengajak umat untuk merenungkan peran anak sulung dalam perumpamaan tersebut dan anak yang meskipun selalu tinggal di rumah, ternyata hatinya jauh dari sang ayah. Ia memperingatkan bahwa hubungan tanpa kasih dan pengertian hanya akan memupuk kemarahan dan jarak.
“Anak sulung berisiko ditinggal di luar karena ia tidak mau bergabung dalam sukacita ayahnya. Namun sang ayah tidak memarahi, melainkan menemuinya dan mengundangnya masuk, menunjukkan bahwa cintanya tetap sama.” paparnya.
Paus menyimpulkan bahwa pintu rumah sang ayah yang melambangkan kasih Allah dan selalu terbuka untuk siapa pun.
“Inilah alasan kita memiliki harapan: karena kita tahu Bapa menunggu kita, melihat kita dari jauh, dan selalu membiarkan pintu itu terbuka,” katanya.
Menutup pesannya, Paus Fransiskus mengajak setiap umat untuk merenungkan posisi mereka dalam kisah tersebut.
“Di mana kita dalam kisah yang indah ini? Mari kita mohon kepada Tuhan Bapa agar kita juga menemukan jalan pulang,” paparnya.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor: Armandina Moniz