DILI, 16 April 2025 (TATOLI)– Licypriya Kangujam, seorang aktivis lingkungan sekaligus utusan khusus Presiden Republik José Ramos Horta, kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap masa depan anak-anak Timor-Leste.
Di usianya yang baru 13 tahun, Kangujam mendonasikan 10 piano kepada sejumlah sekolah dan gereja di berbagai wilayah Timor-Leste sebagai bagian dari upaya kemanusiaannya di Timor-Leste melalui Presiden Republik, José Ramso Horta pada 15 april 2025 di Istana Kepresidenan.
Inisiatif ini muncul setelah kunjungan sebelumnya ke Timor-Leste, di mana anak-anak setempat menyampaikan keinginan mereka untuk memiliki alat musik. Merespons permintaan itu, Kangujam bergerak cepat menggalang dukungan dan mewujudkan harapan mereka.
Dalam siaran pers yang diakses Tatoli, sumbangan ini menambah daftar kontribusi Kangujam di Timor-Leste, yang sebelumnya telah mencakup 100 bola sepak, laptop, dan perlengkapan sekolah lainnya.
Ia menyatakan bahwa semua kegiatan ini adalah bentuk dukungannya terhadap perkembangan generasi muda Timor-Leste dan bagian dari usahanya melanjutkan warisan kemanusiaan Presiden Horta.
Berita terkait : Horta tunjuk Licypriya Kangujam sebagai Utusan Khusus untuk Perubahan Iklim
Meski masih sangat muda, Kangujam tidak gentar menghadapi berbagai tantangan dalam misinya. Ia juga aktif di negaranya, India, dengan mendirikan pusat informasi perdamaian yang bertujuan menyebarkan nilai-nilai kemanusiaan dan pendidikan.
Upaya Kangujam dinilai sebagai contoh luar biasa dari kepemimpinan anak muda dalam pembangunan internasional dan pertukaran budaya. Melalui pendidikan dan seni, ia terus membangun jembatan persahabatan antara India dan Timor-Leste.
Pada kunjungan perdananya ke Timor-Leste pada September 2024, ia diundang oleh Presiden Horta untuk mengedukasi generasi muda tentang krisis iklim. Ia mengadakan sesi interaktif di Universitas Nasional Timor Lorosa’e (UNTL) dan berbagai sekolah lainnya.
Licypriya Kangujam adalah aktivis lingkungan anak asal Manipur, India, yang lahir pada 2 Oktober 2011. Ia dikenal sebagai salah satu aktivis iklim termuda di dunia dan mulai aktif sejak 2018. Namanya mencuat secara internasional setelah berbicara di hadapan para pemimpin dunia dalam KTT Iklim PBB (COP25) di Madrid tahun 2019.
Terinspirasi dari konferensi bencana PBB di Mongolia, ia mendirikan The Child Movement untuk meningkatkan kesadaran iklim dan mendorong pendidikan lingkungan di sekolah. Licypriya juga meluncurkan berbagai inisiatif seperti Survival Kit for the Future (SUKIFU), membantu korban bencana, dan memimpin aksi protes iklim.
Meski menghadapi berbagai tantangan, termasuk kontroversi seputar keluarganya, Licypriya tetap vokal dalam perjuangan iklim. Ia telah menerima sejumlah penghargaan, termasuk SDGs Ambassador Award dan Rising Star dari Earth Day Network. Pada COP28, ia kembali mencuri perhatian dengan aksinya menolak bahan bakar fosil di atas panggung.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz