DILI, 07 April 2025 (TATOLI)— Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) menyelenggarakan pelatihan teknis selama lima hari tentang sistem energi terbarukan hibrida, integrasi jaringan, dan manajemen energi tingkat lanjut dengan mempertemukan 28 profesional energi dari Timor-Leste, Samoa, dan Vanuatu.
Pelatihan tersebut dimulai pada tanggal 07 hingga 11 April 2025 di Timor Plaza dan merupakan bagian dari Proyek Transformasi Hijau Pasifik yang didanai oleh Pemerintah Jepang, untuk mendukung transisi energi di seluruh Timor-Leste dan kawasan Pasifik.
Perwakilan UNDP, Katyna Aurgeta mengakui saat ini, di seluruh dunia, pemerintah sedang mengevaluasi kembali kebijakan energi, dengan fokus pada energi terbarukan dan keamanan energi untuk menghadapi krisis saat ini dan mengurangi masa depan sekaligus.
Peningkatan investasi global dalam energi terbarukan, efisiensi energi, dan teknologi energi bersih lainnya dapat menyebabkan penurunan permintaan global untuk bahan bakar fosil dan menghambat investasi di ladang minyak dan gas baru. Kebutuhan untuk investasi transisi energi lebih besar dari sebelumnya saat ini.
“Kita telah memasuki era baru menuju “transformasi hijau” (GX), pergeseran dari struktur industri dan sosial yang berpusat pada bahan bakar fosil ke struktur yang berfokus pada energi bersih tanpa karbon dioksida. Keterlibatan Jepang dengan realitas baru ini tercermin melalui Proyek Regional Transformasi Hijau Pasifik yang bertujuan untuk mempromosikan transformasi hijau di kawasan Pasifik menuju emisi nol bersih dan pembangunan yang tangguh terhadap iklim di empat negara Pasifik yaitu, Vanuatu, Samoa, Timor-Leste, dan Papua Nugini (PNG),” jelas Perwakilan UNDP di Timor Plaza.
Selama lima hari, para peserta akan terlibat dalam diskusi interaktif dan sesi teknis langsung yang berfokus pada analisis data energi, desain sistem hibrida, mekanisme penetapan harga yang adil dan berkelanjutan, serta manfaat sosial-ekonomi dari energi terbarukan.
Selain itu, Yuki Sakai, Wakil Kepala Misi Kedutaan Besar Jepang di Timor-Leste mengatakan selain lokakarya tersebut, Jepang, bersama dengan UNDP sebagai mitra pelaksana, telah menyediakan penerangan bertenaga surya dan kompor masak untuk 1.000 rumah tangga yang tidak terhubung dengan jaringan listrik nasional, dan telah melakukan solarisasi di Institut Farmasi dan Produk Medis Nasional (INFPM), serta sekolah dan puskesmas setempat.
“Saya berharap lokakarya ini akan membekali Anda dengan pengetahuan dan keterampilan tingkat lanjut, dan juga berharap Anda akan memanfaatkan pengalaman dan jaringan yang akan Anda peroleh di sini untuk memajukan energi terbarukan di Timor-Leste dan Pasifik,” pintanya.
Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum, Samuel Marçal menegaskan lokakarya tersbut akan menggarisbawahi peran penting kerja sama regional dan berbagi pengetahuan dalam mempercepat penerapan solusi energi bersih di seluruh Pasifik.
‘Saya minta untuk para peserta untuk memanfaatkan waktu pelatihan ini karena disini juga hadir kawan-kawan kita dari Samoa dua dan Vanuatu tiga orang. Pelatihan ini sangat penting untuk menerapkan energi terbarukan,” ucapnya.
Dengan mempertemukan para pemangku kepentingan utama dan profesional teknis, pelatihan ini menjadi ajang dialog dan kolaborasi yang bermakna, yang memperkuat komitmen bersama UNDP, Pemerintah Timor-Leste, dan Pemerintah Jepang untuk memajukan perjalanan negara menuju Transformasi Hijau yang tangguh dan inklusif.
Pelatihan lima hari ini dibagi dalam 14 sesi berbeda mulai dari (1) Overview of Renewable energy resource, application and markets, (2) Solar Resource assessment and generation estimation, (3) Solar photovoltaic technologies and system components, (4) Renewable energy system configurations and operational strategy.
(5) Integration of renewable energy systems to the grid, (6) Challenges energy integration to the grid, (7) Utility interactive battery energy storage systems (BESS), (8) Concept of round the clock (RTC) firm and dispatchable (FD) RE power supply, (9) Solar power project development and quality management, (10) Solar power project development best practices.
Adapun (11) Regulatory framework and technical standards for grid connection, (12) Renewable energy tariff design and revenue-setting mechanisms, (13) Enviromental, social governance (ESG) aspects of renewable energy dan (14) Socio-economic and gender impacts of renewable energy.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz