DILI, 21 Maret 2025 (TATOLI)— Perdana Menteri, Kay Rala Xanana Gusmão mendesak sekor swasta untuk berfokus pada pengembangan industri guna berkontribusi pada pengurangan produk impor yang terus meningkat setiap tahun.
Kepala Pemerintah itu meminta pada CCI-TL (Kamar Dangang Industri Timor-Leste) bersama para anggotanya untuk melakukan diskusi lebih lanjut dan fokus perusahaan agar tidak hanya berkecimpung dalam bidang konstruksi tetapi juga dalam bidang industri yang akan membuka peluang lapangan kerja bagi masyarakat.
“Kalian harus diskusi untuk melihat, siapa yang ingin melakukan ini dan itu, agar kita saling membantu, kita butuh industri yang memberikan lapangan kerja, saya lihat kita memiliki banyak pisang, tapi kita beli Banana Juice, nanas juga banyak tapi kita beli Pinaple Juice dan produksi pangan lainnya,” ungkap PM Xanana dalam dialog Kinerja Ekonomi Timor-Leste di kantor Kementerian Keuangan, jumat ini.
PM Xanana Gusmão mengatakan karena kurangnya produksi industri dalam negeri dan terus melakukan impor juga berdampak pada sektor pariwisata karena para turis yang datang ke Timor-Leste melihat produk-produk luar negeri bahkan dengan harga yang lebih mahal.
“Ini memang terjadi, para turis kesini dan memakan makanan yang sama dengan yang ada di Bali (Indonesia) tapi harganya lebih mahal, hotel juga mahal, ini harus diperbaiki,” pintanya.
Bahkan pada laporan BCTL (Bank Sentral Timor-Leste) menyebutkan nilai ekspor nonmigas meningkat 21,7% pada tahun 2024, mencapai $21 juta, dengan kopi sebagai komoditas utama. Indonesia dan Amerika Serikat tetap menjadi tujuan ekspor utama, meskipun ekspor ke Indonesia turun 27,8%. Ekspor ke Australia juga meningkat signifikan.
Sementara itu, impor Timor-Leste tumbuh 12,5% pada tahun 2024, mencapai $923,2 juta, dengan Indonesia dan China sebagai pemasok utama. Impor utama meliputi bahan bakar, kendaraan, dan sereal.
Ia meminta para sektor swasta bersama majukan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) yang mulai berkecimpung dalam industri agar menaikkan produk industri dalam negeri, meskipun tidak bisa memenuhi nilai ekspor keluar negeri, tetapi bisa mengurangi nilai impor ke dalam negeri.
“Pemerintah melihat banyak masalah harus diperbaiki, memang benar partisipasi sektor swasta (nasional) hanya sedikit, tapi kita lihat banyak perusahaan hanya fokus pada konstruksi, saya ingin kalian (CCI-TL) melihat ke diri sendiri, semua berfokus pada konstruksi, hanya ingin menerima uang dan proyek dari negara,” katanya.
Dilain pihak, Ketua CCI-TL, Jorge Manuel Serano mengakui bahwa masih adanya oknum yang tidak patuh dalam melaksanakan proyek Pemerintah, tetapi diharapkan kedepannya lebih diberikan kesempatan bagi sektor swasta nasional untuk berkembang dan berkontiribusi bagi pembangunan negara.
“Sektor swasta terus mengembangkan diri, tapi kita masih banyak masalah dalam birokrasi seperti pinjaman di Bank, banyak yang ingin mengambil kredit tetapi tidak adanya kepercayaan. Banyak perusahaan tidak hidup dengan dirinya sendiri sehingga tidak bisa berkompetisi, dan banyak konstrak publik tidak melbatkan sektor swasta,” paparnya.
Ia berharap dengan laporan dari BCTL menjadi tolak ukur tidak hanya bagi pemerintah tapi juga bagi sektor swasta dan instansi keuangan untuk melihat lebih baik apa yang harus dilakukan untuk memajukan ekonomi dalam negeri.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz