DILI, 27 mei 2024 (TATOLI)— Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Rumah Sakit Nasional Guido Valadares (HNGV) merayakan Hari Pengobatan Darurat Sedunia yang jatuh pada 27 mei setiap tahunnya.
Dalam perayaan Hari Pengobatan Darurat Sedunia itu, Kemenkes meminta seluruh masyarakat untuk memberikan kepercayaan kepada para dokter atau tenaga medis di Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Nasional Guido Valadares (HNGV).
Perayaan Hari Pengobatan Darurat Sedunia pada tahun ini, Kemenkes mengambil tema ““Climate change is also a health emergency however promoting an approach to emergency care services at the community level is imperative emergency care must become a concern for everyone” atau“Perubahan iklim juga merupakan keadaan darurat kesehatan, namun mempromosikan pendekatan terhadap layanan perawatan darurat di tingkat masyarakat sangat penting, jadi Perawatan darurat harus menjadi perhatian semua orang”. Perayaan hari tersebut digelar di aula Larigutu CNE, Caicoli, senin ini.
Wakil Menteri Kesehatan Operasionalisasi Rumah Sakit, Flávio Brandão Mendes de Araújo, dalam perayaan itu meminta semua orang untuk terus memberikan kepercayaan pada Rumah Sakit Nasional. Karena, pengobatan diberikan oleh dokter yang bertindak secara profesionalisme untuk melindungi para pasiennya.
“Saya meminta kepada semua orang untuk terus mempercayai HNGV, karena kita memiliki dua dokter spesialis di Unit Gawat Darurat, bersama dengan perawat profesional yang telah dilatih di bidang medis darurat, sehingga memberikan pelayanan yang baik kepada pasien,” kata Wakil Menteri Flávio Brandão.
Beliau meminta semua masyarakat untuk terus mempercayai HNGV dalam situasi darurat. Karena, para dokter memberikan pelayanan yang profesional agar pasien mendapatkan pengobatan yang berkualitas.
“Hari ini kita memperingati Hari Pengobatan Darurat Sedunia dengan merefleksikan pelayanan yang selama ini diberikan oleh para dokter, perawat, dan semua petugas kesehatan. Mengingat kembali peran masing- masing dan memikirkan bagaimana memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Jadi, hari ini sangat penting bagi Departemen Unit Gawat Darurat di Timor-Leste terutama di HNGV untuk meningkatkan pelayanannya di masa depan yang lebih baik,” jelasnya.
Iapun mengatakan, saat ini di ruang Unit Gawat Darurat di HNGV masih tidak memadai karena pasien yang datang untuk melakukan pengobatan sangat banyak.
“Masalah yang masih ada di ruang Unit Gawat Darurat HNGV, karena pasien yang datang untuk melakukan pengobatan dengan jumlah yang sangat besar. Dimana, dalam sehari pasien yang datang untuk melakukan pengobatan di HNGV mencapai 200 hingga 300 orang. Maka itu, kita berharap pada tahun depan, ruang di Unit Gawat Darurat di HNGV bisa mencukupi untuk memberikan perawatan yang dibutuhkan pasien,” ujarnya.
Dilain pihak, Kepala Departemen Unit Gawat Darurat HNGV, Eldegar Lopes Martins, menginformasikan Departemen ini ingin terus memberikan advokasi kepada masyarakat tentang bagaimana mendapatkan perawatan yang baik di HNGV.
“Kami memberikan advokasi kepada masyarakat untuk mendapatkan perawatan intensif dalam keadaan darurat dengan kasus yang rumit, maka para dokter memberikan perawatan yang cepat, serta jika pasien memiliki masalah kesehatan seperti hidung tersumbat, demam, dan nyeri pada tubuh, bisa mendatangi Pusat Kesehatan terdekat,”ujar Eldegar Lopes Martins.
Ia menambahkan, berdasarkan data yang ada pada tahun 2022, ada sekitar 60.893 pasien yang telah dirawat di ruang Uni Gawat Darurat HNGV dan pada tahun 2023, jumlah pasien yang dirawat diperkirakan naik menjadi 65.493. Sementara, pada januari hingga maret 2024, pasien yang dirawat di ruang Unit Gawat Darurat berjumlah 18.156.
Sementara, dalam lama resmi Emergencymedicina-day.org yang diakses Tatoli, menyebutkan perayaan Hari Pengobatan Darurat Sedunia 2024 digelar dengan tema “Climate change is a Health Emergency, too!” Atau “Perubahan iklim juga merupakan Keadaan Darurat Kesehatan!”.
Perayaan Hari Pengobatan Darurat untuk tahun 2024 ini didedikasikan untuk dampak perubahan iklim terhadap Pengobatan Darurat. Kesaksian yang meyakinkan dari para pasien telah memperjelas bagi semua orang harus mengambil tindakan dan memastikan bahwa masalah ini menjadi perhatian semua orang.
Dimana, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), perubahan iklim merupakan ancaman kesehatan terbesar bagi umat manusia saat ini.
“Perubahan iklim berdampak pada kesehatan masyarakat dengan berbagai cara, termasuk, menyebabkan kematian dan penyakit akibat peristiwa cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi, seperti gelombang panas, badai, dan banjir, gangguan pada sistem pangan, peningkatan zoonosis dan penyakit yang ditularkan melalui makanan, air, dan vektor, serta masalah kesehatan mental,” ungkap WHO.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz