DILI, 24 Februari 2025 (TATOLI)—Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berkerjasama dengan Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pendidikan, hari ini, meluncurkan pelatihan bagi tenaga kesehatan untuk melakukan penilitian untuk Penyakit Tropis Terabaikan (NTD, akronim inggris) di Timor-Leste.
Pernyakit NTD yang di maksud seperti Trakoma (infeksi mata), Frambusia (infeksi kulit) dan Soil-transmitted helminthiases (infeksi cacing yang ditularkan melalui tanah).
Perwakilan WHO, Arvind Mathur, mengatakan, pihaknya mendukung Pemerintah dari segi teknik dan dana dalam melakukan penilitian tiga penyakit tersebut di Timor-Leste.
“Kami mendukung rencana penilitian, tujuan penilitian, dan kuantitas atau sampel dari penyakit tersebut, dan kami mendukung juga bagaimana mengumpulkan data di lapangan. Kami juga mendukung Pemerintah dan tim penilitian yang saat ini berpartisipasi dalam pelatihan tersebut dan juga pelaksanaan penilitian di lapangan,” kata Arvind Mathur pada wartawan di ETDA, Fatuhada.
Berita terkait : Global Fund – Pemerintah rayakan 20 tahun eliminasi tiga penyakit di Timor – Leste
Dikatakan, tim gabungan yang akan melakukan penilitian yaitu mahasiswa dari Universitas Nasional Timor-Lorosa’e (UNTL) dan Institut Nasional Kesehatan Masyarakat Timor-Leste (INSPTL, akronim portugis), yang sudah termasuk perwakilan dokter dari 12 Kotamadya termasuk Wilayah Administrasi Khusus Oé-cusse Ambeno (RAEOA, akronim tetun), dimana pelatihan tersebut akan diadakan selama satu hari.
“Penyakit tropical tersebut memberikan dampak yang buruk bagi kesehatan masyarakat, khususnya bagi anak-anak,” jelasnya.
Dikesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan di Kementerian Kesehatan, Terlinda da Conceição Barros, menginformasikan bahwa tujuan dari penilitian tersebut untuk mengumpulkan data dari penyakit NTD, dimana jika salah satu penyakit tidak diderita oleh masyarakat, maka dapat juga di eliminasi di Timor-Leste dan mendapatkan sertifikat dari WHO.
“Sebelumnya pelatihan yang sama telah diadakan dan sekarang kita refreshing kembali, karena ditahun 2015 keatas kita membagikan obat masal bagi masyarakat di setiap rumah, seperti obat cacing, emporis, dan penyakit scabies. Beberapa penyakit tersebut yang sering diabaikan oleh manusia, namun diderita oleh masyarakat kita, maka ditahun 2015 hingga 2019 kita telah membagi obat,” jelasnya.
WHO mendukung teknik, dana, dan Kemeterian Kesehatan mendatangkan 150 tenaga kesehatan dari berbagai wilayah sehingga para peniliti tersebut akan memfokuskan pada tiga penyakit NTD.
“Penilitian infeksi cacingan akan dilakukan pada anak dengan usia 6 hingga 14 tahun, jika di beberapa kotamadya angka infeksi cacingan lebih dari 30% maka setiap enam bulan akan diberikan obat, namun jika beberapa kotamadya dengan jumlah infeksi cacingan 30% kebawah maka akan diberikan obat satu tahun sekali,”ujarnya.
Penilitian tersebut akan dilakukan selama tiga minggu di 20 sekolah di semua kotamadya dengan target pada anak-anak dengan usia 1-5 tahun untuk penyakit infeksi mata dan kulit, sedangkan bagi anak dengan usia 6-14 tahun untuk penyakit infeksi cacingan.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Julia Chatarina