DILI, 17 Februari 2025 (TATOLI)—Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Institut Kesehatan Masyarakat Nasional Timor-Leste (INSP-TL), bersama mitra internasional meluncurkan program Pelatihan Epidemiologi Lapangan bagi para profesional kesehatan garis depan untuk menanggapi dan mendeteksi wabah kasus darurat di Timor-Leste (TL).
Mitra internasional yang terlibat dalam peluncuran Program Pelatihan Epidemiologi Lapangan (FETP – Field Epidemiology Training Program) bagi para profesional kesehatan garis depan tersebut adalah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Badan Kerjasama Internasional Korea (KOICA). Peluncuran program pelatihan itu diadakan di aula Suai Room, Timor Plaza Dili, senin ini.
Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Arvind Mathur mangatakan, program tersebut mendapatkan dukungan dari WHO dan KOICA kepada Pemerintah melalui INSP-TL. Dan program tersebut untuk pertama kali diluncurkan untuk pelatihan FETP bagi profesional kesehatan garis depan.
“Program tersebut sangat penting untuk menguatkan para profesional kesehatan di garis depan untuk menanggapi dan mendeteksi kasus darurat,” kata Perwakilan WHO Arvind Mathur pada wartawan di ruang Suai Room.
Dijelaskan, dukungan dana yang didukung oleh WHO dan KOICA senilai $6 juta. Anggaran tersebut semuanya dialokasikan untuk program termasuk Program FETP.
Di tempat yang sama, Direktur Nasional KOICA di Timor-Leste, Youn Hwa Kang, menginformasikan peluncuran Program FETP sangat penting untuk meningkatkan kapasitas profesional kesehatan dalam sistem pengawasan dan respons.
“Pelatihan FETP ini untuk lebih meningkatkan kapasitas mereka dalam sistem surveilans dan sekarang pelatihan ini akan memberikan manfaat bagi tenaga kesehatan, yang dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan epidemiologi baik di tingkat nasional dan kotamadya sehingga mereka dapat mengelola dan berinteraksi secara efektif dengan data pengawasan dari pusat kesehatan masyarakat dan di pos kesehatan,” katanya.
Direktur KOICA itu juga berharap pelatihan tersebut dapat meningkatkan kapasitas para profesional kesehatan dan meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat.
Sementara itu, Ketua Institut Nasional Kesehatan Masyarakat Timor-Leste (INSP-TL), Merita Monteiro menjelaskan untuk pertama kalinya Timor-Leste menyelenggarakan pelatihan FETP bagi para tenaga kesehatan di garis depan melalui kolaborasi dengan KOICA dan WHO.
“Mengapa kita perlu melakukan pelatihan ini, dari pengalaman COVID -19 yang telah berlalu, baru-baru ini juga terjadi wabah rabies di beberapa kotamadya, Demam Berdarah Dengue, Chikungunya, keracunan makanan dan lainnya, jadi rekomendasi dari Joint External Evaluation (JEE) tahun 2018 dan 2024 menjadi dasar bagi kita untuk menyiapkan tenaga kerja yang memiliki kapasitas yang baik dalam mendeteksi penyakit influenza, mengetahui cara dan intervensi yang dapat digunakan untuk mengurangi risiko penyakit pada populasi,” ujar Merita Monteiro.
Ia menginformasikan, dalam pelatihan ini peserta akan belajar cara mengumpulkan data dan informasi, mengetahui dan memahami perjalanan penyakit, menganalisis faktor risiko dan mengidentifikasi strategi pencegahan atau pengendalian wabah.
“Setelah pelatihan ini Anda akan lebih memahami epidemiologi, tidak hanya angka dan grafik, tetapi juga pekerjaan Anda sebagai epidemiologi untuk melindungi kesehatan masyarakat dan meningkatkan kualitas hidup penduduk kita. Saya mengajak saudara-saudara untuk memanfaatkan kesempatan ini, karena saudara-saudara adalah teknisi dari masing-masing kotamadya yang dipercaya untuk mengikuti pelatihan garda terdepan yang baru pertama kali dilaksanakan di negara kita,” tuturnya.
Ia menggarisbawahi, pelatihan terkait Program FETP dibagi menjadi tiga kelompok, yakni FETP garis depan, FETP Intermediate, dan FETP Advance.
“FETP garis depan dimulai pelatihan hari ini dan akan ada dua atau tiga kelompok, kita akan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk melakukan di luar negeri. Dan saat ini ada dua orang yang sedang menempuh pendidikan FETP Advance di Universitas Gadjah Mada yang akan datang ke Timor-Leste pada bulan Mei untuk melakukan prakteknya,” paparnya.
Untuk saat ini, ada beberapa Teknik Professional Kesehatan yang diwakilkan dari tujuh kotamadya yaitu, Dili, Ermera, Maliana, Oecusse, Lautem, Viqueque dan Kotamadya Baucau.
Field Epidemiology Training Program (FETP) adalah program pendidikan dan pelatihan berbasis layanan yang tujuannya untuk melatih petugas kesehatan masyarakat di semua tingkat sistem kesehatan masyarakat sesuai prinsip dan praktik epidemiologi lapangan ketika memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz