iklan

INTERNASIONAL

Tom Hyland “Malae Maubere” dimakamkan di pemakaman umum Becuse

Tom Hyland “Malae Maubere” dimakamkan di pemakaman umum Becuse

Jenazah aktivis Tom Hyland “Malae Maubere” dimakamkan di tempat peristirahatan terakhir di pemakaman umum Becuse, Dili, kamis (26 desembr 2024). Foto/Media MNEC.

DILI, 26 desember 2024 (TATOLI)—Jenazah aktivis Tom Hyland “Malae Maubere”, kamis (26 desember) pagi ini, dimakamkan di tempat peristirahatan terakhir di pemakaman umum Becuse, Dili.

Berita Terkait: PR Ramos Horta: “We will remember you, forever”

Acara pemakaman ini di mulai dengan misa pemberkatan yang digelar di kapel pemakaman umum Becuse yang dihadiri oleh Presiden, Republik, José Ramos Horta, Menteri Luar Negeri dan Kerjasama, Bendito Freitas, Menteri Pendidikan, Dulce de Jesus, serta rekan-rekan aktivis lainnya.

Presiden Republik, José Ramos Horta, mangatakan pemilihan pemakaman umum Because sebagai tempat peristirahatan terakhir sesuai dengan permintaan Tom Hyland sendiri yang ingin dimakamkan dekat dengan makam kawan seperjaungannya Daniel Murphy.

Jenazah aktivis Tom Hyland “Malae Maubere” dimakamkan di tempat peristirahatan terakhir di pemakaman umum Becuse, Dili, kamis (26 desembr 2024). Foto/Media MNEC.

“Sesuai keinginan Tom Hyland, ia ingin dimakamkan disini, di pemakaman umum Becuse karena kawannya Daniel Murphy juga dimakamkan di sini. Karena itu, Tom Hyland juga ingin di kuburkan di sini, dekat dengak Dan Murphy, dan kawan-kawan lainnya. Bahkan, teman seperjuangannya Max Stahll dimakamkan di Santa Cruz, sesua permintaan Max Stahll,” ungkap Presiden Republik, José Ramos Horta, usai misa pemberkatan terakhir untuk Tom Hyland do pemakaman umum, Becuse.

Ia meminta agar masyarakat dan rekan-rekan Tom Hyland untuk tetap mengingtanya sebagai seorang pejuang kemerdekaan dan harus selalu merawat makamnya di sepanjang masa.

Menteri Luar Negeri dan Kerjasama, Bendito Freitas mengakui Tom Hyland sebagai seorang figur bersejarah yang telah mendedikasikan hidupnya untuk menyuarakan hak Timor-Leste dalam mencapai kemerdekaan.

“Sangat berat untuk berpamitan dengan seorang figur bersejarah, veteran dan kawan baik kita Tom Hyland yang dikenal Malae Maubere. Tom bukanya seroang kawan Timor-Leste tetapi ia juga pembela kebenaran yang tidak kenal lelah dalam memperjuangkan kemerdekaan kita. Dedikasinya mengambil bagian dalam perjalanan kita mengingatkan kita tentang dampak dari dukungan solidaritas internasional menjadi kekuatan untuk kebenaran,” ucapnya.

Perwakilan Keluarga, Josh Trindade, menceriterakan bahwa mendiang telah menjalani pengobatan di Rumah Sakit Nasional Guido Valadares (HNGV-portugis) sejak 18 oktober 2024 dan sempat koma dan hilang kesadaran 30%.

“Kami semua panik tetapi para Dokter sempat merawatnya dengan baik namun dalam tiga minggu terakhir fisikinya semakin menurun dan tidak ada energi. Selain itu, banyak yang bilang Tom tidak diperhatikan oleh pemerintah tapi nyatanya Kementerian Luar Negeri sendiri telah membayar empat dokter untuk khusus merawatnya. Terimakasih untuk semua yang sudah mengunjunginya selama ini,” katanya.

Tom lahir di Ballyfermot di kota Dublin pada 12 Oktober 1952. Ia dikenal sebagai seorang aktivis kemanusiaan yang berfokus pada isu-isu hak asasi manusia, khususnya terkait dengan perjuangan kemerdekaan Timor-Leste. Sebelum terjun ke dunia aktivisme, Tom bekerja sebagai pengemudi bus Kota Dublin nomor 10.

Keterlibatan Tom dalam isu Timor-Leste dimulai setelah ia menonton sebuah dokumenter televisi berjudul “Cold Blood: The Massacre of East Timor,” yang menggambarkan kekejaman yang dialami oleh rakyat Timor-Leste selama pendudukan Indonesia.

Sehari setelah menonton film tersebut, iha tergerak dan segera mendirikan East Timor Ireland Solidarity Campaign (ETISC) pada tahun 1991. Melalui ETISC, Tom berusaha untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Irlandia dan internasional tentang penderitaan rakyat Timor-Leste.

Tom Hyland menjadi publik figur dari ETISC dan bekerja tanpa lelah untuk mencapai tujuannya dalam membawa perhatian terhadap kekejaman di Timor-Leste. Ia melakukan lobi kepada pejabat pemerintah, termasuk Perdana Menteri Australia saat itu, Paul Keating, serta anggota senior pemerintah Irlandia.

Salah satu pencapaian pentingnya adalah meyakinkan David Andrews, Menteri Luar Negeri Irlandia saat itu, untuk mengunjungi Timor-Leste. Kunjungan ini berkontribusi pada pembentukan pasukan penjaga perdamaian PBB di wilayah tersebut dan pemilihan umum yang diawasi secara internasional.

Tom Hyland “Malae Maubere”. Foto/Espesial.

Tom pertama kali mengunjungi Timor-Leste dengan paspor palsu bernama “Thomas Lim Ohaolain” pada tahun 1996. Dalam kunjungan tersebut ia datang bersama grup televisi RTE dan memproduksi film dokumenter berjudul “Driving no. 10 to Dili”.

Usaha Tom dan ETISC sangat dihargai baik di tingkat lokal maupun internasional. Setelah referendum PBB pada tahun 1999 yang mengusung Timor-Leste meraih kemerdekaannya, Tom terus terlibat dalam membangun Timor-Leste melalui dedikasinya.

Dengan perjuannya itu, ia bahkan menerima penghargaan Irishman of the Year pada tahun 1999 dan dianugerahi gelar Doctor of Laws oleh University of Limerick pada tahun 2003 sebagai pengakuan atas kontribusinya.

Sejak tahun 2000 hingga kini, Tom terus tinggal di Dili, sebagai warga negara kehormatan dan terus mendukung masyarakat Timor-Leste. Ia membantu organisasi masyarakat sipil seperti CAMSTL, dan dia juga mencari beasiswa bagi orang Timor untuk belajar di Kimmage College di Dublin, antara lain Sebas Guterres, Jose Belo, Nivio Magalhaes, Nini Coelho, Abreu da Costa dan lainnya.

Ia juga berupaya memperkuat hubungan antara Timor-Leste dan Republik Irlandia. Pekerjaan tetapnya adalah di Kementerian Luar Negeri sampai ia menghadap Allah bapak di surge.

Tom juga menjabat sebagai konsul kehormatan Irlandia untuk Timor-Leste hingga akhir hayatnya. Ia bekerja di Kementerian Luar Negeri dan Kerjasama Timor-Leste serta mengajar bahasa Inggris kepada staf kementerian tersebut.

Presiden Irlandia Michael D Higgins memuji dedikasinya terhadap perjuangan kemerdekaan rakyat Timor-Leste dan menyebutnya sebagai sosok luar biasa yang tidak hanya memperjuangkan hak asasi manusia, tetapi juga membangun hubungan solidaritas antara rakyat Irlandia dan Timor-Leste.

Kontribusi Tom terhadap perjuangan kemerdekaan telah dikenang dengan baik oleh banyak orang di kedua negara. Ia dianggap sebagai pahlawan bagi banyak orang di Timor-Leste karena komitmennya yang tak tergoyahkan untuk membantu masyarakat Timor-Leste mencapai kebebasan.

Berita Terkait: PM Xanana Gusmão: “Tom Hyland will forever be one of us”

Reporter : Cidalia Fátima

Editor      : Cancio Ximenes

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!