DILI, 25 desember 2024 (TATOLI)—Perdana Menteri, Kay Rala Xanana Gusmão, atas nama Pemerintah Timor-Leste turut menyampaikan rasa kehilangan yang mendalam atas meningalnya sang Aktivis Kemerdekaan Timor-Leste dari Irlandia, Tom Hyland “Malae Maubere” pada selasa (24 desember 2024) di Hospital Nasional Guido Valadares (HNGV) pada pukul 12:30 siang.
Melalui siaran pers resmi yang diakses Tatoli, rabu (25 desember) ini, PM Xanana mengukapkan Timor-Leste kehilangan salah satu warganya, Tom Hyland yang meninggalkan negaranya negara yang dicintainya, berjuang untuk kemerdekaan Timor-Leste hingga sekarang..
“Tom Hyland will forever be one of us, a treasured soul in our sacred land. Obrigadu Tom– Tom Hyland akan selalu menjadi salah satu dari kita, jiwa yang berharga di tanah suci kita. Terimakasih Tom,” kata Xanana.
Xanana Gusmão mengakui, Tom adalah seorang pria yang rendah hati dan lembut yang keberaniannya memahami perjalanan bangsa Timor-Leste menuju kemerdekaan. Karena marah dengan penderitaan rakyat Timor di bawah pendudukan Indonesia, Tom mendirikan Kampanye Solidaritas Timor-Leste dan Irlandia (ETISC), yang tanpa lelah bekerja untuk mengungkap ketidakadilan yang terjadi di Timor-Leste.
Melalui aktivitasnya yang tak kenal lelah, Tom mengangkat penderitaan rakyat Timor ke garis depan kesadaran Irlandia dan internasional. Upayanya berperan penting dalam advokasi Pemerintah Irlandia untuk hak asasi manusia dan keadilan bagi rakyat Timor.
Berkat lobi dari Tom, Menteri Luar Negeri Irlandia, David Andrews, mengunjungi Timor-Leste untuk mendukung hak Timor Timur (Timor-Leste) untuk menentukan nasib sendiri menjelang referendum kemerdekaan 1999.
Setelah berkontribusi begitu banyak bagi perjuangan, Tom menjadikan Timor-Leste sebagai rumahnya setelah Timor-leste merestaurasi kemerdekaan pada 20 mei 2002. Ia merupakan tokoh sentral dalam hubungan solidaritas antara masyarakat Timor dan Irlandia, menjabat sebagai Konsul Kehormatan Irlandia untuk Timor-Leste hingga iha wafat.
Tom menunjukkan komitmen untuk membangun bangsa, bekerja di Kementerian Luar Negeri dan Kerja Sama (MNEK -tetun), serta mengajar bahasa Inggris kepada stafnya. Tom tidak pernah mencari perhatian, tetapi ia selalu bersama orang Timor.
Bahkan saat kesehatannya menurun, Tom masih berjalan menelusuri kota Dili, ditopang oleh tongkat dan dihiasi dengan humor hangat serta senyumnya yang penuh pengertian. Anak-anak Timor sering mendekatinya, menempelkan dahi mereka di tangannya sebagai tanda penghormatan yang mendalam atas kontribusinya bagi masyarakat kita.
Tom selalu peduli pada orang lain dan ia dalah seorang pria yang tidak mementingkan diri sendiri, murah hati dengan waktu dan kebaikannya.
Menjelang akhir hayatnya, Tom merasa sedih dengan keadaan dunia. Ia khususnya terpengaruh oleh penderitaan rakyat Gaza. Namun, ia tetap percaya pada kekuatan rakyat biasa untuk memperjuangkan keadilan dan kekuatan aktivisme politik untuk membawa perubahan.
“Kerendahan hati dan karakter Tom yang lembut menyentuh banyak kehidupan kita. Ia sangat dicintai dan akan sangat dirindukan. Saat kita menghormati dan merayakan hidupnya, kita juga harus dibimbing oleh nilai-nilai yang ia anut, yaitu tidak mementingkan diri sendiri, keberanian, dan komitmen yang kuat terhadap keadilan dan martabat manusia,” tuturnya.
Dikonfirmasikan pada Tatoli secara daring, Direktur Eksekutif CAMSTL, Eddy Pinto mengukapkan saat ini mendiang Tom Hyland telah dibawa dari rumah sakit HNGV ke rumah duka di Bebonuk dan belum diketahui pasti kapan akan dimakamkan.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Cancio Ximenes