iklan

INTERNASIONAL, HEADLINE

Forum Global PBB, Menteri Bendito serukan mobilisasi global untuk perdamaian

Forum Global PBB, Menteri Bendito serukan mobilisasi global untuk perdamaian

Menteri Luar Negeri dan Kerjasama (MNEK), Bendito dos Santos Freitas, berbicara di Forum Global Aliansi Peradaban Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNAOC) ke-10 di Portugal, pada selasa (26/11). Foto MNEK

DILI, 27 november 2024 (TATOLI) – Menteri Luar Negeri dan Kerjasama (MNEK) Timor-Leste, Bendito dos Santos Freitas, menyerukan mobilisasi global yang mendesak untuk perdamaian di dunia.

Berbicara di Forum Global Aliansi Peradaban Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-10 di Portugal, pada selasa (26/11), Menteri Bendito menyerukan para pemimpin dunia berjuang dan bertindak untuk perdamaian dan bertanggung jawab bersama untuk mempromosikan perdamaian dunia.

“Kita berada di sini hari ini karena kita memiliki tanggung jawab bersama untuk mempromosikan perdamaian, memperkuat dialog peradaban, meningkatkan rasa hormat kepada orang lain, dan meningkatkan martabat semua orang. Dimana, dalam menghadapi momentum dunia, saya yakin bahwa hanya para pemimpin yang berjuang dan bertindak untuk perdamaian hari ini yang akan tercatat dalam sejarah,” kata Menteri Bendito dalam siaran pers yang diakses Tatoli, rabu ini.

Berita terkait : Pertemuan Forum Global ke-10 Aliansi Peradaban PBB, Timor-Leste ikut berpartisipasi

Dikatakan, Forum yang mempertemukan delegasi dari puluhan negara di Cascais,  ini untuk menemukan jawaban dan langkah-langkah konsensus dan untuk menguraikan pendekatan yang lebih pragmatis, tetapi juga lebih humanis, untuk masalah-masalah global saat ini. “Tugas kita di sini adalah untuk berbagi pengalaman yang dapat memberikan kontribusi pada solusi konkret untuk perdamaian,” katanya.

Menteri Luar Negeri dan Kerjasama (MNEK), Bendito dos Santos Freitas, berbicara di Forum Global Aliansi Peradaban Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNAOC) ke-10 di Portugal, pada selasa (26/11). Foto MNEK

Dikatakan, pengalaman unik Timor- Leste, sebagai sebuah negara baru, merupakan contoh yang  dapat dan harus ditiru di berbagai belahan dunia yang masih dilanda konflik.

“Timor-Leste saat ini memiliki hubungan saling menghormati dan bekerja sama dengan negara tetangganya, Indonesia. Kami segera menyadari bahwa hanya dialog dan pengampunan yang dapat menyembuhkan luka dan menjamin stabilitas. Kami membuktikan bahwa rekonsiliasi itu mungkin dan bahwa perdamaian, dan hanya perdamaian, yang dapat menguntungkan semua pihak. Karena itu, Timor-Leste berada dalam posisi yang jelas untuk membuktikan bahwa dialog untuk perdamaian adalah jalan yang nyata,” jelasnya.

Selain proses internal, dijelaskan Timor-Leste juga mendukung negara-negara lain yang terkena dampak konflik melalui organisasi g7+, yang pembentukannya didorong oleh Perdana Menteri saat ini, Kay Rala Xanana Gusmão.  g7+ adalah Aliansi Peradaban yang sesungguhnya, yang secara budaya berbeda namun disatukan oleh visi perdamaian, stabilitas dan pembangunan.

“Memang benar bahwa Timor- Leste adalah sebuah negara kecil, tetapi negara ini menghormati aturan hukum yang demokratis, martabat manusia dan kehidupan manusia, dan terus berjuang untuk keadilan sosial dan ekonomi,” paparnya.

Menteri Bendito juga mengungkapkan bahwa Timor-Leste merupakan negara pertama di dunia yang secara resmi mengadopsi Dokumen Persaudaraan Manusia dan memasukkannya ke dalam sistem Pendidikan.

“Kami adalah negara pertama di dunia yang secara resmi mengadopsi Dokumen Persaudaraan Manusia dan memasukkannya ke dalam sistem pendidikan kami. Dokumen tersebut ditandatangani oleh Yang Mulia Paus Fransiskus dan Imam Besar al-Azhar, Ahmad Al-Tayyeb. Dokumen ini merupakan tonggak bersejarah bagi peradaban dan sebuah langkah besar ke depan dalam hal dialog antar-agama dan antar-peradaban,” ungkapnya.

“Konflik terus berlanjut dan kita terus melihat aksi-aksi yang benar-benar bersifat genosida di berbagai belahan dunia. Satu hal yang pasti,  kita tidak dapat mengharapkan perdamaian jika kita tidak bertindak untuk perdamaian. Jadi, bagaimana kita dapat mengembangkan pola pikir untuk pemahaman dan perdamaian?,” katanya.

Menteri Bendito juga menantang Forum ini untuk membentuk sebuah Komite yang secara kolektif menentukan standar kurikulum yang mempromosikan budaya perdamaian yang solid untuk diadopsi oleh semua negara di sekolah-sekolah mereka.

“Mari kita bebaskan generasi muda dari budaya individualisme, kompetisi, diskriminasi identitas dan ekonomi perang, dan sebagai gantinya mengekspos mereka pada budaya toleransi dan keragaman. Dimana, umat manusia saat merindukan perdamaian dan anak-anak kita mengandalkan keberanian kita untuk mendorong perdamaian dunia,” tutupnya.

Forum Global ke-10 Aliansi Peradaban Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), tersebut mempertemukan delegasi dari puluhan negara di Cascais, Portugal itu digelar dengan tema  “Bersatu dalam Damai: Memulihkan Kepercayaan, Membentuk Kembali Masa Depan”. Forum Global tersebut  akan berlangsung pada tanggal 25 hingga 27 november 2024 di Pusat Kongres Estoril, Cascais, Portugal.

Dalam Forum Global ke-10 Aliansi Peradaban Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Timor-Leste diwakili Menteri Luar Negeri dan Kerjasama (MNEK), Bendito dos Santos Freitas, didampingi  Duta Besar Timor – Leste untuk Portugal, Isabel Guterres.

TATOLI

 

 

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!