DILI, 30 agustus 2024 (TATOLI)— Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangs-Bangsa (PBB), António Guterres mengakui kepemimpinan tokoh-tokoh penting seperti Kay Rala Xanana Gusmão, José Ramos Horta dan Mendiang BJ. Habibie (Mantan Presiden Indonesia) dalam kemerdekaan Timor-Leste.
Demikian pidato Sekjen PBB António Guterres dalam malam peringatan 25 tahun Referendum Timor-Leste yang digelar di Stadion Dili, jumat (30/08).
Dalam pidatonya, Mantan Perdana Menteri Portugal itu mengingat kembali perjuangan Timor-Leste menuju kemerdekaan yang diperjuangkan tidak hanya oleh bangsa Timor sendiri tapi juga atas tokoh-tokoh penting seperti Kay Rala Xanana Gusmão, José Ramos Horta dan Mendiang BJ. Habibie.
“Ini mungkin terjadi karena perlawanan orang Timor tidak pernah menyerah. Karena perlawanan Timor didasarkan pada prinsip “perlawanan dan kemenangan” Xanana Gusmão, karena perlawanan Timor mampu menanggung segalanya untuk memastikan bahwa rakyat Timor pada akhirnya mendapatkan kebebasan yang menjadi haknya. Dan kita tidak bisa membicarakan perlawanan orang Timor tanpa membicarakan pemimpinnya, Xanana Gusmão,” ungkap Sekjen PBB, jumat ini.
Menurutnya, Xanana Gusmão adalah pemimpin yang mampu memimpin rakyat Timor-Leste tidak hanya menuju kemerdekaan, namun juga menuju negara demokratis dan menuju rekonsiliasi antara masyarakat Timor-Leste dan antara masyarakat Indonesia.
Sebagai Perdana Menteri Portugal pada masa itu, António Guterres juga mengambil bagian dalam diplomasi untuk meyakinkan banyak orang di seluruh dunia, bahwa penting untuk menjamin hukum internasional dan perlu untuk menghormati penentuan nasib sendiri rakyat Timor.
Dalam proses diplomasi tersebut, António Guterres mengenal sosok José Ramos Horta yang saat ini menjabat sebagai Presiden Republik untuk yang kedua kalinya di Timor-Leste.
“Saya tidak dapat melupakan bahwa di mana pun itu. Saya menemukan Ramos Horta, yang ketika berbicara kepada semua negara, dengan semua pemimpinnya bersuara dengan energi yang sangat besar, mengatakan kepada semua orang bahwa tidak boleh ada lagi kemunafikan, tidak perlu lagi ada egoisme. Hak rakyat Timor-Leste atas kemerdekaan harus diakui. Dan akhirnya, komunitas internasional dapat diyakinkan,” jelasnya.
Namun Ia mengakui, meskipun kepemimpinan Xanana Gusmão serta diplomasi dari Ramos Horta sangat hebat tetapi tentunya bisa direalisasikan karena mantan Presiden Republik Indonesia pada masa itu, BJ Habibie atau Bacharuddin Jusuf Habibie memiliki keberanian untuk mengambil keputusan menuju referendum.
“Dan untuk memanfaatkan kesempatan yang diciptakan oleh Presiden Habibie waktu itu, di sini saya ingin memberikan penghargaan atas keberanian Presiden Habibie di Indonesia, dalam menerima perjanjian yang mengatur jajak pendapat menuju penentuan nasib sendiri rakyat Timor,” ucap Mantan Perdana Menteri Portugal itu.
Kesuksesan menuju referendum juga terjadi karena dorongan kuat dari masyarakat yang menginginkan kemerdekaan sehingga semua bersatu menarik perhatian komunitas internasional bahwa intervensi sangatlah penting untuk menjamin bahwa keinginan rakyat Timor akan dihormati dan bahwa Timor-Leste akan menjadi negara merdeka.
Ia pun mengungkapkan kekagumannya yang mendalam atas fakta bahwa Timor-Leste telah mentransformasikan dirinya menjadi negara demokratis, teladan, sangat menghormati hak asasi manusia dan menjadi mitra komunitas internasional yang sangat kredibel sepeprti menjadi negara anggota Komunitas Negara-Negara Berbahasa Portugis (CPLP -portugis), pendiri g7+, anggota Organisasi Perdagangan Dunia (OPD) dan akan bergabung dengan ASEAN.
“Juga negara PBB yang mempunyai tindakan permanen dalam membela nilai-nilai terpenting masyarakat internasional, dalam membela Piagam PBB, dalam membela Hukum Jaminan bahwa hak asasi manusia dihormati. Negara mengagumkan inilah yang kita rayakan di sini hari ini, namun ini adalah negara yang menghadapi tantangan besar,” katanya.
Menurutnya, Timor-Leste menghadapi kebutuhan untuk menjamin keamanan pangan bagi warganya, pendidikan yang berkualitas, layanan kesehatan yang berkualitas, dan masih banyak lagi hal-hal lain yang, sayangnya, solidaritas internasional belum cukup.
Dengan begitu António Guterres menyerukan solidaritas internasional yang kuat untuk mendukung Timor-Leste yang telah memenangkan pertempuran kemerdekaan, memenangkan pertempuran demokrasi sehingga juga dapat memenangkan pertempuran pembangunan.
“Saya menjamin bahwa PBB tetap solidaritas dengan rakyat Timor dan dalam perjuangan pembangunan mereka dapat mengandalkan kami. Anda dapat mengandalkan solidaritas total kami dan komitmen total kami untuk mendukung Anda dalam strategi pembangunan Anda. Teman-teman terkasih. Viva Timor-Leste!,” ungkapnya.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz