DILI, 30 agustus 2024 (TATOLI)— Perdana Menteri, Kay Rala Xanana Gusmão dalam peayaan 25 tahun Referendum memgakui Timor-Leste masih tergolong dalam negara rapuh sehingga meminta para generasi muda untuk lebih mempersiapkan diri dalam membangun negara.
Menurutnya, perayaan Jajak Pendapat tahun ini untuk melihat kembali saat ini Timor-Leste sebagai negara yang memegang nasibnya belum memenuhi tugasnya.
“Persepsi kita tentang kemerdekaan bukan untuk mendapatkan bendera, lagu kebangsaan, untuk mendapatkan Presiden Republik, Parlemen Nasional, Pemerintahan dan Keadilan, tidak. Pemahaman kita, pemahaman para sesepuh yang meninggal. Ini yang saya minta kepada semua orang utamakan kepentingan rakyat, negara ini, jangan sampai hanya memikirkan diri sendiri saja,” tegasnya dalam perayaan Jajak Pendapat ke-25 di Stadium Dili, jumat malam.
Pemimpin perlawanan itu meminta setiap orang untuk sesekali mengubah mentalitasnya karena negara masih rapuh sehingga semua lembaga negara harus mampu menjalankan tugasnya untuk mengabdi pada bangsa dan rakyat.
“Tapi untungnya negara kita ini bukan negara gagal seperti di negara lain, makanya saya minta generasi muda harus mempersiapkan diri, berilmu, mempersiapkan karakter, mempersiapkan mental, mempersiapkan pikiran agar kalau masuk kerja jangan mikir-mikir. Hanya diri sendiri dan sahabat, mengabdi pada negara ini, mengabdi pada rakyat ini karena rakyat telah meraih kemerdekaan, ini imbauan yang saya sampaikan di hari jadi ini,” pintanya.
Di tempat yang sama, Lere Anan Timur sebagai Mantan Panglima F-FDTL (FALINTIL Pasukan Pertahanan Bersenjata Timor-Leste) meminta seluruh generasi muda untuk terus giat belajar agar terus membawa negara maju.
“Saya menghimbau kepada para pemuda Negara, Belajarlah dengan giat, kalian terus memajukan negara, seperti yang dikatakan oleh mendiang Lasama (Fernando de Araujo Lasama-Mantan Ketua Parlemen Nasional) kita, lebih baik kehilangan gelar daripada kehilangan negara, sekarang mereka telah kehilangan gelar untuk memerdekakan ini. Negara, kini kesempatan bagi generasi muda untuk memanfaatkan peluang tersebut,” kata Lere.
Dikatakannya, dalam peringatan Hari Jajak Pendapat ini banyak orang yang bertepuk tangan gembira namun banyak juga yang bersedih dan bersedih karena kehilangan keluarga saat perang.
“Hari ini banyak yang senang, banyak yang tertawa, tapi masih banyak yang bersedih, banyak yang melihat orang tertawa, mereka juga ikut tertawa, banyak yang melihat orang bertepuk tangan, mereka ikut bertepuk tangan, mereka sedih karena kehilangan segalanya dalam perang untuk merebut kemerdekaan kita, jadi generasi muda benci kekerasan, bergandengan tangan kita bawa negara maju untuk mengabdi pada negara dan rakyat kita,” ujarnya.
Perayaan 25 tahun Referendum kali ini mengusung tema “Povu maka Luta! Povu maka Terus! Povu maka Manán Funu!!! Povu mak Eroi ba Ukun-rasik an!!!” atau “Rakyat yang Berjuang! Rakyatlah yang Menderita! Rakyatlah yang Memenangkan Pertarungan!!! Rakyat adalah Pahlawan Besar Kemerdekaan!!!”. Tema tersebut diusung untuk menyoroti peran penting rakyat Timor dalam mencapai kemerdekaan.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz