iklan

INTERNASIONAL, HEADLINE

Timor-Leste dan CTI bahas konservasi terumbu karang di Laut Timor

Timor-Leste dan CTI bahas konservasi terumbu karang di Laut Timor

Foto bersama usai melakukan pertemuan di kantor MAPPF, Comoro, Dili, senin ini. Foto MAPPF

DILI, 01 juli 2024 (TATOLI)— Pemerintah Timor-Leste melalui Kementerian Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan (MAPPF) bersama Organisasi Coral Triangle Initiative (CTI) membahas implementasi konservasi terumbu karang di Laut Timor-Leste.

Pertemuan antara  Menteri MAPPF, Marcos da Cruz yang didampingi Sekretaris Negara urusan Perikanan, Domingos da Conceicao dos Santos dengan Wakil Direktur CTI, Hanung Cahyono bersama delegasi dilakukan di kantor MAPPF, Comoro, Dili, senin ini.

Menteri MAPPF, Marcos da Cruz usai pertemuan mengatakan, Timor-Leste  juga merupakan anggota CTI yang mempunyai peran dalam menjaga terumbu karang untuk menjamin spesies ikan dan meningkatkan populasi ikan di laut. Jadi, pertemuan ini sangat penting.

Ia menjelaskan,  CTI dibentuk oleh enam negara yang didirikan pada tahun 2009. Organisasi tersebut dibentuk untuk menjaga terumbu karang, karena diibaratkan rumah atau tempat yang dapat dihuni spesies laut untuk meningkatkan jumlah populasinya.

Karena itu, kunjungan yan dilakukan CTI ini untuk mendengarkan intervensi apa saja yang telah dilakukan kementerian dalam mempercepat program konservasi terumbu karang di Laut Timor.

“Hari ini, sekretariat CTI mengunjungi Kementerian untuk bertemu dengan saya dan Sekretaris Negara urusan Perikanan, termasuk para direktur untuk mendengar tentang apa yang telah kami lakukan dalam melaksanakan program konservasi terumbu karang di Laut Timor-Leste.” kata Menteri MAPPF, Marcos da Cruz.

Ia menegaskan, program konservasi terumbu karang yang dilaksanakan MAPPF selama ini melarang masyarakat di wilayah pesisir untuk tidak melakukan kegiatan penangkapan ikan, agar terumbu karang bisa berkembang menjadi banyak, sehingga bisa meningkatkan jumlah populasi ikan.

Menteri Marcos menambahkan negara anggota CTI bekerja sama, dalam pengelolaan yang baik di masa depan untuk konservasi dan melestarikan kehidupan laut agar tidak terkena dampak. Sebab saat ini keanekaragaman hayati laut masih terancam, karena masyarakat tidak sadar dengan membuang sampah sembarangan.

“Kita tetap mengedepankan isu prioritas dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pembuangan sampah pada tempatnya, termasuk membuat tempat pembuangan sampah di pinggir pantai agar tidak berdampak besar terhadap biota laut termasuk terumbu karang dan ikan di dalamnya,” ujarnya.

Menurutnya, setelah organisasi ini dibentuk, setiap negara anggota menyumbangkan dana sebesar $100.000 setiap tahunnya kepada sekretariat CTI untuk dikelola dan kemudian dapat membuat rencana untuk menggalang dana di tempat lain, sehingga dapat mempercepat program tentang cara mengamankan terumbu karang di negara-negara tersebut.

Ditempat yang sama, Wakil Direktur CTI, Hanung Cahyono menegaskan, kunjungan ke Timor-Leste ini dalam rangka bertemu dengan Menteri Pertanian sekaligus memaparkan struktur organisasi baru CTI, termasuk program dan kegiatan yang dimiliki CTI ke depan.

“Khususnya bagaimana mendekatkan Sekretariat CTI dengan negara-negara anggotanya, khususnya rencana dan program prioritas Timor-Leste yang ingin dibenahi juga akan menjadi pertimbangan CTI,” jelasnya.

Ia menegaskan, jika sebagian rencana  tidak dilaksanakan secara nasional maka akan sia-sia. Karena itu, CTI memberikan prioritas kepada Timor-Leste termasuk negara anggota lainnya untuk mendapat dukungan finansial, sehingga dapat mempercepat program konservasi dan pelestarian karang di laut.

“CTI akan mencermati kekhawatiran Timor-Leste, sehingga dapat mendapat dukungan untuk melaksanakan rencananya dengan baik,” paparnya.

Negara-negara yang mendirikan CTI terdiri dari Indonesia, Timor-Leste, Malaysia, Filipina, Papua Nugini, dan Kepulauan Solomon. Laut di negara anggota CTI  hampir seluruhnya merupakan terumbu karang dan memiliki model yang beragam, termasuk banyaknya keanekaragaman hayati yang hidup di laut.

Reporter : Mirandolina Barros Soares 

Editor     : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!