DILI, 25 juni 2024 (TATOLI)— Sekretaris Negara urusan Seni dan Budaya (SEAK), Jorge Soares Cristovão bersama dengan para Direktur dari Kementerian terkait mulai berdiskusi dengan UNESCO untuk mempersiapkan daftar warisan budaya Timor-Leste, yang akan didaftarkan ke UNESCO Paris untuk dianggap sebagai warisan dunia.
“Warisan budaya menjadi peninggalan bersejarah kita. Seperti situs arkeolog di Tutuala, Lautem, rumah-rumah tradisional warisan budaya yang ditinggalkan oleh nenek moyang kita. Serta warisan budaya seperti Jaco, Gunung Ramelau, dan situs-situs budaya lain di negara kita. Jadi, kami mulai berdiskusi dan mulai membentuk tim untuk melihat situs-situs budaya kita. Untuk itu, kami bertemu dengan UNESCO di sini agar bagaimana mereka berbagi pengalaman, dan bagaimana kita mengidentifikasi, situs-situs budaya kita agar bisa didaftarkan ke UNESCO Paris sebagai warisan dunia,” kata SEAK Jorge Soares Cristovão kepada wartawan usai melakukan pertemuan dengan tim delegasi dari UNESCO Jakarta, di kantor SEAK, selasa ini.
Ia menjelaskan, dalam pertemuan tersebut dirinya mengapresiasi pertemuan teknis ini dan dalam waktu dekat akan membentuk tim permanen antar kementerian untuk mengidentifikasi situs-situs budaya Timor-Leste di wilayah nasional.
“Kami akan segera membentuk tim tetap Antar Kementerian dari Kementerian Pariwisata dan Lingkungan Hidup termasuk Kementerian lainnya dan akan memberikan pelatihan bagaimana mengumpulkan situs-situs budaya Timor-Leste di wilayah nasional,’’ ujarnya.
Dikatakan, daftar warisan budaya Timor-Leste ke UNESCO Paris sebagai warisan dunia sangat penting bagi negara ini. Untuk itu, SEAK bersama tim akan melakukan pendataan situs-situs untuk segera didaftarkan ke UNISCO Paris.
“Kami akan membentuk tim dan juga memberikan pelatihan termasuk tim Antropologi untuk mengidentifikasi situs-situs budaya di Timor-Leste. Pelatihan akan dilaksanakan selama Sembilan hingga 12 bulan. Jadi, mudah-mudahan sebelum juli 2025 Timor-Leste sudah didaftarkan ke situs UNESCO Paris,” paparnya.
Sementara, perwakilan dari Kantor UNESCO Jakarta, Rizk Fardyan mengungkapkan, pertemuan teknis yang dilakukan dengan SEAK bertujuan untuk mengidentifikasi daftar situs warisan budaya Timor-Leste agar bisa didaftarkan ke UNESCO Paris.
Ia mengatakan, Timor-Leste telah meratifikasi Konvensi 1972 tentang Perlindungan Warisan Dunia, Budaya dan Alam sejak 2015 dan saat ini sudah delapan tahun namun Timor-Leste belum mendaftarkan situsnya di UNESCO Paris, untuk dirancang sebagai daftar warisan dunia.
“Karena itu kami datang ke Timor-Leste untuk bertemu dengan Menteri Negara Seni dan Budaya, Jorge Cristovão dan Sekretaris Eksekutif Komisi Nasional Timor Leste untuk UNESCO, Luis Nivio, bersama timnya untuk membahas secara teknis dan berbagi ide kepada masing-masing pihak. Selain bagaimana mengidentifikasi daftar situs warisan budaya Timor-Leste untuk kemudian diajukan ke UNESCO Paris untuk dirancang sebagai daftar warisan dunia,” kata Rizk Fardyan.
Ia menyatakan akan terus mendukung para ahli teknis dalam mempercepat proses identifikasi situs di Timor-Leste untuk didaftarkan sebagai warisan dunia di UNESCO Paris pada tahun depan.
Dilain pihak, Sekretaris Eksekutif Komisi Nasional Timor-Leste, Luis Nivio mengatakan, untuk dijadikan situs Timor-Leste sebagai daftar warisan dunia memerlukan waktu yang agak lama. Karena itu, mulai saat ini Timor-Leste harus bekerja keras.
“Situs budaya Timor-Leste untuk masuk daftar warisan dunia membutuhkan waktu yang lama. Pertama, kita harus mengidentifikasi pengumpulan data dari beberapa situs milik Timor-Leste dan ini membutuhkan waktu sembilan hingga 12 bulan. Setelah itu, kita bisa mendaftarkannya. Situs-situs yang ada di UNESCO Paris dan kemudian UNESCO Paris akan mengirimkan ahlinya untuk melakukan penelitian terhadap situs-situs yang didaftarkan Timor-Leste selama tiga hingga empat tahun untuk kemudian dirancang sebagai daftar warisan dunia,” katanya.
Masuknya Timor-Leste ke dalam daftar Warisan Dunia akan membawa dampak positif yang luar biasa karena para wisatawan akan berbondong-bondong ke Timor-Leste untuk melihat warisan dunia, yang akan lebih mendiversifikasi perekonomian Timor-Leste di masa depan.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz