DILI, 12 juni 2024 (TATOLI)— Direktur urusan Pelayanan Diagnostik dan Terapeutik di Rumah Sakit Nasional Guido Valadares (HNGV), Vidal de Jesus Lopes mengakui bahwa, saat ini di HNGV mengalami stockout obat sebesar 11% (53 item) dari total 405 item obat yang ada di HNGV.
Dia menjelaskan, obat-obatan yang stockout obat di HNGV meliputi obat vital, dan obat-obatan penting. Rumah sakit juga mengalami stock out untuk bahan habis pakai (sarung tangan, masker, jarum suntik, kateter, Laringeal mask airway) sebanyak 13% dari total 440 item di gudang HNGV.
“Kami ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk memberitahukan bahwa rumah sakit mengalami stockout obat mencapai 11%. Bulan lalu, stockout obat mencapai 14%, sekarang turun menjadi 11. Sementara, persediaan bahan habis pakai yang stockout mencapai 13%,” kata Vidal de Jesus Lopes kepada wartawan di HNGV Dili, rabu ini. Obat kategori narkotika
Ditegaskan, bahwa stockout obat sebagian besar adalah obat-obatan dengan kategori golongan obat narkotika seperti NAPS/Bius untuk operasi dan pengurangan rasa sakit saat akan melakukan operasi.
Ia juga menjelaskan proses pembelian obat-obatan sangat sulit karena perusahaan atau farmasi swasta tidak dapat membeli obat-obatan tersebut untuk penggunaan lain. Maka dari itu, Institut Nasional Farmasi dan Produk Medis (INFPM) dapat mengakuisisi proses tersebut, sehingga INFPM terus menyediakan obat-obatan untuk HNGV agar dapat memenuhi persediaan dan kebutuhan pasien dalam situasi darurat.
“Institusi yang satu-satunya dapat memasukkan atau mengimpor obat adalah INFPM. Apotek swasta di dalam negeri tidak memiliki otorisasi untuk memasukkan obat yang terklasifikasi sebagai golongan obat narkotika karena dapat disalahgunakan,” jelasnya.
Dikatakan, saat ini Kementerian Kesehatan melalui INFPM juga telah memproses pembelian obat yang saat ini dalam proses pengiriman, sehingga dapat menyelesaikan masalah stockout di Rumah Sakit.
Ditanya soal kepercayaan masyarakat mengenai dampak dari stockout obat di Rumah sakit, dapat mengurangi pelayanan pasien di Rumah Sakit, Vidal mengatakan stockout obat tidak menghambat pasien untuk terus berobat.
“Kepercayaan masyarakat selalu ada pada HNGV. Karena setiap hari pasien berobat di HNGV hingga overload, sehingga ada beberapa pasien yang harus duduk di kursi untuk dirawat,” tuturnya.
Dia mengakui bahwa ada beberapa masalah yang harus diatasi untuk dapat memberikan pelayanan berkualitas dan layak bagi pasien dengan sumber daya manusia yang cukup untuk memberikan pelayanan profesional dan bertanggung jawab.
HNGV bantah kematian anak di ICU karena kekurangan vaksin
Sementara, Direktur Vidal de Jesus Lopes membantah informasi yang beredar di media sosial tentang anak-anak yang meninggal dunia di Unit Perawatan Intensif (ICU) pediatrik karena kekurangan vaksin.
“Informasi yang tersebar di media sosial soal anak yang meninggal dunia akibat kekurangan vaksin itu tidak benar,” kata Direktur Vidal de Jesus Lopes.
Dikatakan, ada beberapa kasus lain seperti pneumonia SARS dan anak-anak yang meninggal akibat sesak napas neonatal atau kesulitan nutrisi. Jadi, kondisi-kondisi ini yang menyebabkan anak-anak tersebut meninggal dunia, bukanlah masalah kekurangan vaksin. Karena itu, kematian anak-anak itu disebabkan oleh beberapa komplikasi penyakit medis yang lain dan masalah berat badan yang sangat turun,” tuturnya.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz