DILI, 10 mei 2024 (TATOLI)— Kementerian Kesehatan (Kemenkes), melalui Penanggungjawab Pusat Berhenti Merokok, Dokter Umum Eldino da Castro Rangel, mengatakan sejak Pusat Berhenti Merokok ini didirikan hingga sekarang ada sekitar 900 perokok aktif yang memutuskan untuk berhenti merokok setelah melakukan konsultasi dan pengobatan di Pusat Berhenti Merokok.
Dikatakan, sejak didirikan, Pusat Berhenti Merokok telah memberikan konsultasi atau perawatan kepada ribuan perokok dan berhasil membantu lebih dari 900 orang berhenti merokok dengan memberikan obat Nicotin dan Replacement Therapy dan konseling.
Ia pun menyebutkan bahwa, mereka yang melakukan konsultasi atau perawatan untuk berhenti merokok rata-rata berusia antara 17 hingga 40 tahun.
Berita terkait : Kemenkes luncurkan Pusat Berhenti Merokok
Dilain pihak, Dokter Eldino Rangel, juga mengungkapkan bahwa, untuk saat ini Pusat Berhenti Merokok yang diluncurkan pada oktober 2021 di Pusat Klinik Formosa, Dili, tidak lagi memberikan layanan sejak maret 2024 lalu. Itu karena, masa kontrak kerja para pegawai yang bekerja di Pusat tersebut telah habis dan juga tidak ada obat pengganti nikotin atau terapi pengganti nikotin (NRT).
Dia juga mengungkapkan, Pusat ini tidak berfungsi karena tidak ada kelanjutan kontrak kerja pada program yang bermitra dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) ini.
“Kontrak kerja berakhir pada desember 2023. Kementerian Kesehatan sendiri mengatakan tidak ada anggaran, sehingga para pegawai yang bekerja di Pusat Berhenti Merokok tidak melanjutkan pekerjaannya, maskipun pada februari lalu, mereka masih melakukan pelayanan di Pusat tersebut,” Eldino Rangel pada Tatoli.
WHO dan Kemenkes mendirikan pusat ini untuk memberikan layanan bagi orang yang ingin berhenti merokok, karena merokok tidak hanya buruk bagi kesehatan seseorang, tetapi juga terkait dengan ekonomi keluarga. Selain itu, untuk mencegah penyakit yang muncul terkait dengan merokok.
Dengan masalah tersebut, Kemenkes juga ingin mendirikan pusat tersebut di Liquiçá, Ermera, Ainaro, dan wilayah administrasi khusus Oe-Cusse Ambeno (RAEOA).
Berita terkait : WHO-TL akan membangun Pusat Bantuan Melarang Merokok
Menurut Survei Tembakau Global untuk Pemuda 2019, 30,9% dari anak-anak di Timor-Leste usia 13 hingga 15 tahun merokok, kebanyakan siswa. Data dari WHO menunjukkan bahwa 60,7% orang dewasa Timor-Leste merokok, di mana 9,4% adalah perempuan.
Menurut Aliansi Nasional untuk Kontrol Tembakau di Timor-Leste (ANCT), mengungkapkan, pengeluaran uang warga Timor-Leste atau keluarga yang mengonsumsi atau membeli tembakau mencapai 30% dari penghasilan bulanan.
Sementara, menurut data WHO pada tahun 2019 bahwa, tingkat rawat inap di rumah sakit mencapai ribuan kasus setiap tahun dan 20% orang yang meninggal dunia pada usia produktif terkait dengan merokok,
Reporter : Jesuina Xavier/penerjemah : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz