iklan

EKONOMI, INTERNASIONAL

Timor-Leste hadapi tantangan dalam sektor keuangan-keterbatasan akses kredit

Timor-Leste hadapi tantangan dalam sektor keuangan-keterbatasan akses kredit

World Bank memberikan briefing kepada wartawan dari berbagai media di Timor-Leste mengenai Laporan Ekonomi Timor-Leste dari Bank Dunia (World Bank) di Bidau-Lecidere, segunda (26 februari 2024). Foto Tatoli/Egas Cristóvão.

DILI, 26 februari 2024 (TATOLI)—Senior Ekonomi Bank Dunia di Timor-Leste, Alief A. Rezza, mengatakan Timor-Leste menghadapi berbagai tantangan dalam sektor keuangan dan salah satunya ada keterbatasan dalam akses kredit.

Berita terkairt: Bank Dunia proyeksi pertumbuhan ekonomi TL naik 4,1 persen pada 2024-2025

Sektor keuangan Timor-Leste saat ini menghadapi tantangan seperti akses terbatas ke kredit, layanan keuangan digital yang kurang berkembang dan rentan terhadap guncangan eksternal seperti bencana alam. ,

“Tingkat kredit bagi sektor swasta di Timor-Leste, sebagai indikator penting untuk keberhasilan dan inklusivitas sektor keuangan yang saat ini hanya mencapai 28,9% dari PDB (Produk Domestik Bruto), dan menjadi salah satu yang terkecil di dunia,” jelas Alief A. Rezza dalam penjelasannya tentang Laporan Ekonomi Timor-Leste kepada wartawan di berbagai emdia di Timor-Leste, di kantor Bank Dunia, Lecidere, senin ini.

Untuk memperkuat sektor keuangan di Timor-Leste, kata dia, diperlukan kerangka regulasi yang mendukung stabilitas keuangan, meningkatkan literasi dan inklusi keuangan terutama di daerah pedesaan serta mengadopsi layanan keuangan digital sebagai langkah yang sangat baik.

Selain itu, infrastruktur pembangunan dapat mendukung layanan keuangan, diversifikasi sektor keuangan dan dapat mengurangi ketergantungan pada bank tradisional, dan implementasi tindakan untuk memitigasi resiko yang terkait dengan goncangan eksternal akan membantu mempromosikan sektor keuangan yang inklusif, stabil dan tangguh.

“Hal ini sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi dan pembangunan yang berkelanjutan di Timor-Leste,” tuturnya.

Pertumbuhan jumlah uang beredar telah mencerminkan ekspansi fiskal dan peningkatan sektor perbankan secara substansial likuiditas. Uang beredar sebagai persentase dari PDB telah meningkat dengan cepat, hampir dua kali lipat dari 40,7 persen pada Oktober 2019 menjadi 74,8 persen pada September 2023.

Tingkat pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara Kepulauan Pasifik lainnya, karena pertumbuhan jumlah uang beredar Timor-Leste mengikuti dinamika fiskal.

Ada kontraksi dalam jumlah uang beredar selama kebuntuan politik tahun 2018-2019, diikuti oleh pertumbuhan yang lambat selama pandemi.

Ekspansi jumlah uang beredar mencerminkan ekspansi fiskal yang signifikan pada beberapa tahun berikutnya untuk mengatasi dampak pandemi dan eskalasi harga komoditas.

Pinjaman kepada sektor swasta baru saja menunjukkan peningkatan, mengikuti arahan bank sentral agar bank-bank umum mencapai rasio pinjaman terhadap simpanan mencapai rasio kredit terhadap simpanan sebesar 35% pada akhir tahun 2023.

Tantangan bank dalam menilai resiko dari calon debitur dan kurangnya peminjam potensial dan kurangnya kerangka hukum yang kuat untuk melindungi pinjaman, merupakan hambatan struktural yang perlu diatasi.

“Di Timor-Leste para sektor swasta masih kesulitan untuk melakukan kredit dengan jumlah banyak karena belum ada jaminan yang bisa diberikan pada bank. Kita lihat di sebagian negara, mereka bisa menggunakan sertifikat kepemilikan tanah sebagai jaminan tetapi disini tidak ada UU agar Warga Negara memiliki surat tanah,” ungkapnya.

Reporter : Cidalia Fátima

Editór      : Cancio Ximenes

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!