iklan

EKONOMI, INTERNASIONAL, HEADLINE, OEKUSI

RAEOA berhasil ekspor 96 ton kutu lak ke Indonesia

RAEOA berhasil ekspor 96 ton kutu lak ke Indonesia

Kutu lak. Foto google

DILI, 19 januari 2024 (TATOLI)— Direktorat Nasional Pengembangan Perhutanan Kemasyarakatan (DNDFK) telah memfasilitasi tiga perusahaan mengekspor 96 ton (96,000kg) kutu lak dari Daerah Administratif Khusus Oecusse Ambeno (RAEOA) Timor-Leste ke Indonesia.

Direktur DNDFK, Pascoal Barros do Carmo mengatakan Pemerintah melalui Kementerian Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan (MAPPF) setiap tahun aktif mengekspor Produksi hasil hutan bukan kayu (HHBK) dimana salah satunya adalah kutu lak yang sudah berjalan sejak 2022.

“Pada 2023 kita mengekspor HHBK dari tiga perusahaan yang membeli kutu lak dari masyarakat Oé-Cusse dan mengekspor ke Indonesia. Dari situ kita peroleh pajak $2,400 dari ekspor produk tersebut,” jelas Direktur DNDFK, Pascoal Barros do Carmo pada Tatoli, jumat ini.

Berita terkait : Spice Agro International minati produk Kutu Lak Timor-Leste

Ketiga perusahaan lokal tersebut terdiri dari Oemeltimo (47 ton/ pajak $1,175.00), Tryawars (42 ton/ pajak $1,050.00) dan Madarlin (7 ton/ pajak $175.00).

Sebelumnya, pada 2020 DNDFK juga mendukung proses ekspor 158 ton kutu lak dari empat perusahaan ke Indoensia seperti Tryawars (63 ton), Madarlin (35 ton), Oqui Molo (30 ton) dan Oemeltimo (10 ton).

“Dari ekspor kutu lak di 2022 kita telah memperoleh pendapatan pajak sebesar $3,825.00 yang masuk dalam kas negara. Di tahun yang sama (2022) kita juga mengekspor pohon jati ke China. Namun, pada  tahun  2023  tidak dilakukan ekspor,” ucapnya.

DNDFK pada tahun 2022 juga memfasilitasi proses ekspor 153,46 meter kubi kayu jati bagi perusahaan Black Horse dan Bonuk ke China, dan telah memperoleh pajak sebesar $3,836.65.

2023: MAPPF – SEF kumpulkan anggaran $149 ribu dari produk hutan

Sementara, MAPPF melalui  DNDFK di Sekretariat Negara untuk Kehutanan (SEF) telah mengumpulkan anggaran  sebesar $149,753.42 dari kegiatan produk hutan termasuk layanan izin menebang kayu, izin pemotongan kayu hutan dan pohon untuk mata pencaharian, termasuk izin ekspor kayu ke negara Indonesia.

“Mulai dari januari hingga desember 2023, kami berhasil mengumpulkan dana senilai $149,753.42 untuk kas negara dari kegiatan produksi hutan,” kata Pascoal Barros do Carmo.

Dari jumlah anggaran yang berhasil dikumpulkan sebesar $149,753.42 itu terhitung pada  januari $11,447.50, Februari $6,769, Maret $17,093.79, April $9,997.53, Mei $12,898.70, Juni $14,281.55, Juli $12,252.20, Agustus $15,264.40, September $12,473,60, Oktober $14,421.65, November $12,808.75, dan Desember $10,044.75. 

Reporter  : Cidalia Fátima

Editor       : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!