DILI, 17 oktober 2023 (TATOLI)— Otoritas Bea Cukai (AA/Bea Cukai) mencatat, selama periode ini, banyak perusahaan lebih memilih melakukan impor barang melalui pos perbatasan darat Batugade, kotamadya Bobonaro, dibandingkan dengan di Pelabuhan Tibar yang telah diinvestasikan oleh Pemerintah, dengan peralatan yang lebih modern.
“Para importir mencari strategi ketika ada cara untuk memasukkan barang, meskipun Pemerintah melakukan investasi di Pelabuhan Tibar, tetapi jalan perbatasan darat juga dapat memfasilitasi proses ini. Barang-barang ini sebelumnya dihantar sampai pelabuhan Atapupu atau Wini Indonesia dan kemudian ditransportasikan ke Batugade. Yang penting kita memiliki pos terpadu untuk mengontrol pembayaran mereka sesuai dengan prosedur,” kata Komisioner Otoritas Kepabeanan, Jose Antonio Fátima Abilio kepada Tatoli, di kantornya di Kantor Pemerintah, selasa ini.
Ia menjelaskan bahwa perbedaannya ada pada proses pembayaran yang dikenakan oleh Pelabuhan Tibar dan di Atapupu sendiri tidak ada. Selain itu, melalui perbatasan darat hanya ada pembayaran area penempatan, setiap 25 hari, akun pajak juga diterapkan di semua titik masuk.
Sedangkan di Pelabuhan Tibar ketika dilakukan pengeluaran maka pemberian jasa seperti menurunkan kontainer, memindahkan kontainer yang akan datang juga harus dibayar, biayanya sesuai dengan tarif yang berlaku.
Namun, di pintu masuk perbatasan darat lebih mudah, bahwa ketika barang datang ke Bea Cukai, biaya sudah bisa dibayarkan.
“Perbedaannya karena melalui pelabuhan Tibar mereka harus membayar untuk penyediaan jasa ketika mereka menggunakan fasilitas pelabuhan, di mana tidak ada perbatasan darat. Di sisi lain, perlu dipertimbangkan karena jalan dari perbatasan ke Dili mengharuskan penerapan biaya per- ton. Misalnya mobil yang membawa 10 barang harus dibayar sesuai dengan tarif yang ditentukan, yaitu untuk mengambil dan mengurangi barang dari perbatasan,” katanya.
Baru-baru ini pemerintah telah membangun timbangan untuk penimbangan kendaraan pengangkut barang melalui Pos Terpadu di Batugade.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz