DILI, 11 oktober 2023 (TATOLI)— Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Timor-Leste, Arvind Mathur mengakui adanya tantangan dalam menangani masalah kesehatan mental di Timor-Leste yang angkanya terus meningkat.
Arvind Mathur mengatakan hal tersebut berkaitan dengan Peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia 2023 yang jatuh pada 10 oktober setiap tahunnya. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kesehatan mental di seluruh dunia.
“Ada banyak tantangan besar yang di hadapi di Timor-Leste, yang berkaitan dengan kelakuan atau kesehatan mental. Seperti, yang diketahui, masalah kesehatan mental sangat tinggi di negara ini, dan akses untuk pelayanan kesehatan mental juga sangat terbatas. Itu data sementara yang kami dapatkan, meskipun data pasti belum ada,” tuturnya kepada Tatoli di kantornya Caicoli, Dili.
Dijelaskan, kesehatan mental disebabkan juga oleh beberapa konflik yang di hadapi oleh masyarakat di negara ini, dan juga COVID-19 yang menyebabkan trauma kepada semua orang di dunia termasuk Timor-Leste.
“Menurut data penelitian global pada sekolah kesehatan mental, menunjukan bahwa, banyak kaum muda perempuan dan laki laki mempunyai masalah kesehatan mental seperti depresi dan bunuh diri, dengan 10% hingga 15%,” tuturnya.
Ada juga faktornya, seperti stigma dan diskriminasi, terhadap mereka dengan Kesehatan mental yang sangat tinggi di dunia termasuk di Timor- Leste.
“Diperlukan adanya dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar untuk mereka yang menderita kesehatan mental,” tutur Arvind.
Untuk mencegah kesehatan mental di Timor Leste, WHO bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan dalam mengembangkan rencana strategi kesehatan mental pada tahun 2007 hingga 2022 dan saat ini diperlukan untuk merevisi rencana tersebut.
Peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia 2023 mengusung tema “Our minds, our rights” atau “Pikiran kami, hak kami”.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz