DILI, 17 agustus 2023 (TATOLI)— Komisi Nasional Chegá (CNC) dan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sepakat untuk melestarikan sejarah yang terjadi pada masa penjajahan, yang bertujuan untuk mempromosikan rekonsiliasi antara kedua negara, Republik Indonesia (RI) dan Timor-Leste (TL).
Kesepakatan antara Komisi Nasional Chegá dan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta itu ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang diadakan di kantor CNC, Balide, kamis ini.
Direktur Eksekutif CNC, Hugo Maria Fernandes mengatakan ini merupakan kesempatan untuk bekerja sama dengan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dalam dua program utama, yaitu mengimplementasikan laporan yang diberikan CNC untuk melestarikan memorial masa lalu tentang konflik yang terjadi selama 24 tahun selama penjajahan serta mempromosikan rekonsiliasi.
“Kami membuat kesepakatan hari ini untuk saling mendukung dalam mengimplementasikan laporan yang diberikan CNC. Laporan ini akan digunakan untuk melestarikan ingatan dan juga akan digunakan untuk mempromosikan rekonsoliasi antara orang Timor-Leste dan Indonesia,” kata Hugo Maria Fernandes di kantor CNC, Balide, kamis ini.
Ia menambahkan, CNC dan Universitas Sanata Dharma akan membantu para korban untuk mengeluarkan perasaan-perasaan yang mendalam pada masa lalu seperti penyiksaan, intimidasi, pembunuhan, dan lainnya.
Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Albertus Bagus Laksamana mengatakan ini adalah sebuah kehormatan dan kebanggaan untuk berada di sini untuk mendukung CNC dalam mengenang sejarah dan juga mempromosikan rekonsiliasi.
“Kami hadir di sini untuk mendengarkan para korban mengingat kembali sejarah yang terjadi pada masa perlawanan. Kami juga membantu CNC mendokumentasikan arsip untuk melestarikannya, dan memastikan informasi bagi generasi mendatang,” jelasnya.
Rektor itu menambahkan, Timor-Leste dan Indonesia terus bekerja sama dalam program-program penting yang berfokus pada hak asasi manusia dan rekonsiliasi.
Untuk itu diperlukan dukungan bagi CNC untuk mendukung para korban agar dapat mengungkapkan sejarah kehidupan yang terjadi di masa lalu dan mereka dapat melangkah maju untuk mencapai kehidupan masa depan yang lebih baik tanpa ada kemarahan dan perasaan kebencian.
Di tempat yang sama, Sekretaris negara Komunikasi Sosial, Expedito Dias Ximenes mengatakan Pemerintah sangat ingin dan berkomitmen untuk terus mendorong rekonsiliasi guna membangun perdamaian dan kehidupan yang harmonis di antara kedua negara.
“Ini adalah apresiasi yang sangat besar bagi CNC yang bekerja sama dengan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta untuk terus melestarikan sejarah masa lalu dan mempromosikan rekonsiliasi kepada kedua belah pihak,” katanya.
Diketahui, CNC dan Universitas Sanata Dharma akan menghadirkan beberapa perempuan yang selamat dari pembantaian insiden 12 November 1991, korban masa penjajahan 1995-1999, atau para pejuang perlawanan selama 24 tahun.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz