DILI, 14 agustus 2023 (TATOLI)— Perwakilan PBB di Timor-Leste, Funmi Balogun bersama Badan Anggota Lembaga PBB mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri, Kay Rala Xanana Gusmão untuk menyampaikan komitmen dalam mendukung Pemerintah Konstitusional ke-IX.
“Kami datang bersama dengan para Kepala Anggota badan-badan PBB di Timor-Leste untuk mengunjungi dan mengucapkan selamat kepada Perdana Menteri. Dan, pertemuan ini kami juga memberikan dukungan dalam proyek-proyek pemerintah dan bagaimana PBB dapat terus mendukung rakyat dan pemerintah Timor-Leste,” jelas Funmi Balogun kepada wartawan usai bertemu PM Xanana di Kantor Pemerintah, senin ini.
Funmi Balogun menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen mendukung Timor-Leste mencapai 17 tujuan pembangunan berkelanjutan 2011 – 2030.
Badan-badan Lembaga anggota PBB yang ikut hadir dalam pertemuan yang berlangsung sekitar dua jam tersebut terdiri dari UNICEF (Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa), WFP (Program Pangan Dunia PBB), UNFPA (Dana Kependudukan Perserikatan Bangsa-Bangsa), IOM (Organisasi Internasional untuk Migrasi), UN Women (Perempuan Perserikatan Bangsa-Bangsa).
Dan juga, WHO (Organisasi Kesehatan Dunia), FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa), ILO (Organisasi Perburuhan Internasional), UNDP (Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa), UNESCO (Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa) dan UNCHR (Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi)
Sementara, PM Xanana Gusmão mengakui bahwa badan-badan PBB telah melakukan banyak hal di Timor-Leste tetapi karena Pemerintahan baru maka harus dilakukan diskusi lebih lanjut agar mampu memberikan dukungan sesuai rencana Pemerintah.
“Kita akan membahasnya. Sekarang saya harus tahu apa yang mereka lakukan, dan kami mengatakan selama lima tahun ini, kami akan memiliki cukup waktu untuk berbicara satu sama lain,” ungkapnya.
Dalam laporan tahunan PBB di Timor-Leste pada 2022 menyebutkan Timor-Leste telah membuat kemajuan yang signifikan untuk menjadi negara berpenghasilan menengah ke bawah dan meningkatkan hak asasi manusia, kebebasan pers, dan indikator pembangunan manusia seperti penurunan angka kematian bayi dan akses terhadap listrik.
Pembangunan infrastruktur telah meningkatkan akses ke pendidikan, kesehatan, transportasi, dan perdagangan. Namun, masih ada tantangan yang harus dihadapi, termasuk tingginya angka malnutrisi, ketidaksetaraan gender, kebijakan yang tidak konsisten, terbatasnya akses terhadap pendidikan dan perawatan kesehatan yang berkualitas, serta ketergantungan pada ekspor minyak.
Dampak perubahan iklim, seperti banjir dan pengungsian, juga menjadi hambatan tambahan bagi pemulihan ekonomi.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz