iklan

INTERNASIONAL, KESEHATAN, HEADLINE

WHO laporkan 4,6 juta anak tidak divaksin pada 2021

WHO laporkan 4,6 juta anak tidak divaksin pada 2021

Direktur Regional WHO Wilayah Asia Tenggara, Poonam Khetrapal Singh. Foto spesial

DILI, 14 juni 2023 (TATOLI)— Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), melaporkan sekitar 4,6 juta anak yang tidak divaksinasi atau dosis nol pada tahun 2021. Jadi, WHO menyerukan upaya memberikan vaksin massal kepada anak-anak.

Melalui siaran pers yang diakses Tatoli, rabu ini, WHO meminta  negara- negara mengintensifkan upaya untuk menyamai atau melampaui cakupan vaksinasi pandemi pra-COVID-19.

“Jumlah anak yang tidak divaksinasi meningkat lebih dua kali lipat dari 2 juta pada tahun 2019 dan pada 2021 meningkat menjadi 4,6 juta. Meskipun ada upaya dari negara-negara untuk mempertahankan atau mengembalikan imunisasi rutin pada anak, kita perlu segera mengatasi kesenjangan dan tantangan yang diperparah oleh pandemi COVID-19,” kata Direktur Regional WHO Asia Tenggara, Dr Poonam Khetrapal Singh, melalui siaran pers itu.

Poonam Khetrapal Singh meminta kepada perwakilan Kementerian Kesehatan, kelompok penasehat imunisasi nasional dan lembaga mitra yang berpartisipasi dalam lokakarya regional, selama empat hari di India untuk memperkuat kapasitas imunisasi rutin pasca pandemi COVID-19.

“Kita perlu secara akurat mengidentifikasi area berisiko tinggi dengan jumlah anak-anak dosis nol yang tinggi, dan dengan cepat meningkatkan akses dan penggunaan imunisasi rutin,” ujar Khetrapal Singh.

Ia menambahkan sementara beberapa negara telah mempertahankan cakupan vaksinasi anak yang tinggi bahkan selama pandemi COVID-19 dan sekarang mempercepat kemajuan. Beberapa negara lain di mana cakupannya menurun pada tahun 2020 tetapi kembali stabil pada tahun 2021 dan 2022 sekarang dapat mencapai tingkat pra-pandemi. Namun, ada juga negara yang cakupannya masih kurang optimal.

Poonam Khetrapal Singh memuji Timor-Leste karena memperkenalkan vaksin pneumokokus dalam kampanye susulan, dan Nepal untuk menjadi negara keempat secara global pada tahun 2022 yang memperkenalkan vaksin konjugat tifoid.

Selain itu Khetrapal Singh juga memuji Bangladesh karena memulihkan layanan imunisasi ke tingkat pra-COVID-19 pada Juni 2020, dan India atas peluncuran program vaksinasi intensif  Mission Indradhanush, dan Indonesia untuk menyelesaikan persyaratan kesiapan penggunaan vaksin polio oral tipe II baru dalam  dua minggu sejak pemberitahuan wabah polio turunan vaksin tipe II yang beredar pada november 2022.

Sementara negara Bhutan, Korea, Maladewa, Sri Lanka, dan Timor-Leste mempertahankan status eliminasi campak selama respons COVID-19. Sedangkan,  Sri Lanka dan Maladewa disertifikasi untuk menghilangkan rubella pada tahun 2020.

Wilayah Asia Tenggara WHO terus bebas dari virus polio liar dan mempertahankan status eliminasi tetanus ibu dan bayi.

WHO dengan berupaya yang gigih selama bertahun-tahun, mencapai cakupan imunisasi rutin di Daerah telah melampaui 90% pada tahun 2019. Jumlah anak dosis nol menurun dari lebih dari 5 juta pada tahun 2010 menjadi 2 juta pada tahun 2019.

Reporter : Mirandolina Barros Soares

Editor      : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!