DILI, 12 juni 2023 (TATOLI)— Sekretariat Negara urusan Lingkungan Hidup (SEA) melalui Direksi Nasional Keanekaragaman Hayati, akan mencari tahu dan mengidentifikasi perusahaan yang masih memproduksi plastik kresek di Timor-Leste (TL).
Direktur Nasional Keanekaragaman Hayati, Rui dos Reis Pires, mengatakan hal tersebut harus dilakukan karena Pemerintah telah menetapkan politik Zero Plastik. Namun, hingga saat ini masih tetap ada pedagang yang menjual plastik kresek. Jadi, SEA dan Kepolisian Nasional Timor Leste (PNTL) akan mencari tahu perusahaan yang memproduksi plastik tersebut di dalam negeri.
Berita terkait : Mercy Corps ajak masyarakat kurangi produksi sampah plastik di Timor-Leste
“Kami terus mencari tahu perusahaan yang masih memproduksi plastik kresek di dalam negeri, dan menjual kembali di kios-kios. Karena, saat kami bertanya pada pemilik kios bahwa mereka membelinya, padahal proses impor plastik sudah tidak ada lagi. Artinya, kita mencurigai plastik tersebut diproduksi didalam negeri,” kata Rui Pires, pada Tatoli di Bebora Dili, senin ini.
Menurutnya, SEA tidak dapat memberikan peringatan kepada pedagang, karena mereka hanya membelinya, sehingga harus langsung pada perusahaan yang memproduksi plastik kresek.
“Karena negara kita memiliki undang undang yang mengatur tentang mereka yang memproduksi plastik. Pada tahun 2022 kita berhasil mengumpul anggaran senilai $100.000 pada kas negara, itu dari kegiatan produksi plastik seperti, pajak dan sanksi kepada perusahaan impor” ujarnya.
Ia mengimbau semua masyarakat TL bekerjasama untuk mencegah plastik di Timor-Leste. Karena, ini sangat berdampak bagi lingkungan, terutama berdampak pada laut karena dapat membunuh ikan dan binatang laut lainnya.
“Untuk meencegah ini, harus mendapatkan kontribusi semua orang, dengan membuang sampah pada tempatnya, sehingga jika terjadi hujan, maka air tidak membawa sampah-sampah tersebut menuju ke laut” ujarnya.
Dikatakan, saat ini ada sekitar 70 truk yang mengangkut sampah di Dili, akan tetapi truk tersebut tidak bisa mengangkut semuanya. Karena, Pemerintah memfasililtasi tempat sampah di banyak tempat, namun masyarakat yang hingga kini masih tidak mempunyai kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya.
Berita terkait : Uni Eropa : sampah plastik adalah wabah di Timor-Leste dan seluruh dunia
“Ini merupakan masalah bagi kita. Karena, pengelolaan sampah yang masih bermasalah sehingga berdampak bagi lingkungan” ujarnya.
Menurut penelitian, setiap hari satu orang dapat menghasilkan setengah kilogram sampah di kota Dili. Sehingga untuk setiap hari truk pengangkut sampah harus mengangkut sampah sebanyak 240 ton.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz