DILI, 11 april 2023 (TATOLI)— Komisaris Otoritas Nasional Bea Cukai atau Kepabeanan, Jose Antonio Fatima Abilio mengatakan, pihaknya membutuhkan laboratorium mini, untuk menguji produk-produk ekspor dan impor.
Jose Antonio, menjelaskan, jika produk impor sebelum keluar dari pihak Kepabeanan, seharusnya dilakukan pengujian terlebih dahulu sehingga dapat menjamin keamanaan pangan pada masyarakat.
“Jadi, kami Bea Cukai membutuhkan mini laboratorium, untuk melakukan sertifikasi pada barang impor yang seharusnya diuji kualitasnya di perbatasan sebelum memasuki negara kita. Namun, kondisi seperti itu belum ada,” kata Jose Abilio pada Tatoli, selasa ini.
Menurutnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mempunyai laboratorium untuk penguji pangan yang berkualitas, namun bukan berarti laboratorium yang ada itu memadai.
“Laboratorium tersebut harus mendapatakan akreditasi, dengan mempunyai sertifikat internasional, sehingga dapat menjamin hasil tes yang dilakukan,” ujarnya.
Komisaris itu, menambahkan laboratorium membantu menguji produk keaslian TL, sebelum di ekspor ke luar negeri. Karena, produk tersebut harus mempunyai sertifikat dengan hasil tes dari laboratorium sehingga dapat menjamin produk keasliannya.
“Karena, jika tidak ada, maka untuk sertifikat keaslian harus meminta lagi dukungan kerjasama dengan Indonesia, Australia atau negara lainnya, untuk menganalisis produk kita, sebelum diekspor,” paparnya.
Diungkapkan, lobarotorium tersebut sangat dibutuhkan karena berkontribusi pada aksesi TL bergabung dengan Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan Organisasi Perdagangan Dunia (OPD).
“Laboratorium tersebut, untuk ekspor dan impor. Karena, untuk ekspor harus melalui proses, dengan melakukan tes di intansi berkaitan baru barang-barang di ekspor. Sementara, untuk impor, jika ada produk lainnya yang hancur, dan dicurigai obat terlarang, dapat diidentifikasi terlebih dahulu,” ungkapnya.
Reporter : Mirandolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz