DILI, 03 maret 2023 (TATOLI)—Organisasi Kesehatan Dunia Regional Asian Tenggara (WHO-SEARO) mendesak negara anggotanya untuk memperkuat sistem kesehatan dalam memberikan pencegahan dan pelayanan pada bayu lahir dengan kondisi kelainan..
Direktur WHO-SEARO, Poonam Khetrapal Singh, melalui pesannya untuk menandai Hari Kelainan Bawaan Sedunia tahun ini, menyoroti kebutuhan mendesak negara-negara di Kawasan Asia Tenggara dan secara global untuk memperkuat sistem kesehatan.
“Hal ini guna mencegah, mendeteksi, mengelola, dan merawat kelainan bawaan, yang merupakan anomali struktural atau fungsional yang terjadi selama kehidupan intrauterin,” jelas Poonam Khetrapal Singh dalam siaran pers yang diakses Tatoli.
Untuk segera memperkuat sistem kesehatan guna mencegah, mendeteksi, mengobati, merawat, dan menangani kelainan bawaan, Daerah memiliki beberapa prioritas.
Pertama, meningkatkan cakupan dan kualitas intervensi pencegahan seperti imunisasi rubella, perawatan antenatal yang berkualitas dan makanan yang diperkaya asam folat dan B12.
Peningkatan kepemimpinan sangat dibutuhkan dari kementerian kesehatan untuk sepenuhnya melaksanakan dan memantau program fortifikasi makanan, yang harus selaras dengan standar WHO.
Kedua, meningkatkan kapasitas sistem kesehatan untuk mendeteksi, mengobati, dan merawat kelainan bawaan, dengan fokus mengadaptasi panduan baru WHO tentang skrining universal bayi baru lahir untuk gangguan pendengaran dan kelainan mata.
Untuk itu, negara harus mengintegrasikan serangkaian tes samping tempat tidur sederhana ke dalam layanan perawatan kesehatan pascakelahiran yang ada, yang harus didukung oleh sistem yang efektif untuk rujukan, diagnosis, manajemen, dan tindak lanjut.
Ketiga, mempertahankan dan memperluas pengawasan dan meningkatkan sistem data, dengan fokus pada penguatan tidak hanya cakupan dan kualitas, tetapi juga analisis dan aplikasi.
Data dengan kualitas yang memadai, dan yang dianalisis secara berkala, harus secara aktif menginformasikan advokasi untuk mobilisasi sumber daya, dan juga mendukung peningkatan kapasitas dan pemantauan program yang berkelanjutan.
Keempat, meningkatkan dukungan orang tua dan pengasuh untuk perkembangan anak usia dini dan meningkatkan perawatan disabilitas.
Untuk itu, fasilitas kesehatan sebaiknya terhubung dengan jaringan, platform, dan organisasi berbasis komunitas, yang pada gilirannya harus memberdayakan keluarga yang terkena dampak untuk mengakses layanan dan dukungan, termasuk perlindungan sosial.
Setiap anak berhak untuk bertahan hidup dan berkembang, dengan akses penuh terhadap pelayanan kesehatan dan sosial yang bermutu dan menyeluruh.
Pada Hari Kelainan Bawaan Sedunia, WHO menegaskan kembali komitmennya untuk mendukung semua negara di Kawasan untuk segera memperkuat sistem kesehatan guna mencegah, mendeteksi, mengelola, dan merawat kelainan bawaan, untuk setiap anak, di mana pun.
Wilayah Asia Tenggara WHO terdiri dari 11 Negara Anggota yaitu, Bangladesh, Bhutan, Republik Demokratik Rakyat Korea, India, india, Maladewa, Myanmar, Nepal, Sri Lanka, Thailand, dan Timor-Leste.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz