iklan

EKONOMI, INTERNASIONAL, HEADLINE

Laporan Survei Angkatan Kerja 2021, pengangguran Timor-Leste capai 5,1%

Laporan Survei Angkatan Kerja 2021, pengangguran Timor-Leste capai 5,1%

Menteri Keuangan, Rui Augusto Gomes, Sekretaris Negara untuk Pelatihan Kejuruan dan Ketenagakerjaan, Alarico de Rosário bersama Direktur ILO, Michiko Miyamoto bersama mitra internasional meluncurkanLaporan Survei Angkatan Kerja Timor-Leste tahun 2021 di Aula Kementerian Keuangan, Dili, kamis (26/01). Foto Tatoli/Francisco Sony

DILI, 26 januari 2023 (TATOLI)—  Direktorat Jenderal Statistik (GDS) dari Kementerian Keuangan, Sekretariat Negara untuk Pelatihan Kejuruan dan Ketenagakerjaan (SEFOPE), bersama  Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) hari ini meluncurkan Laporan Survei Angkatan Kerja tahun 2021 menunjukan angka pengangguran Timor-Leste (TL) capai 5,1%.

Peluncuran tersebut dilakukan secara resmi oleh Menteri Keuangan, Rui Augusto Gomes, Sekretaris Negara untuk Pelatihan Kejuruan dan Ketenagakerjaan, Alarico de Rosário dan Direktur ILO untuk Indonesia dan TL, Michiko Miyamoto.

Ini merupakan Laporan Survei Angkatan Kerja penuh ketiga yang bertujuan untuk mengumpulkan, menganalisis dan menyebarluaskan informasi statistik tentang angkatan kerja guna mendukung kebijakan dan perumusan serta pemantauan program berbasis bukti.

Dilakukan dari oktober hingga november 2021, dengan dukungan teknis dari ILO. Survei ini bertujuan untuk menyajikan gambaran komprehensif tentang pasar tenaga kerja TL, menganalisis berbagai indikator pasar tenaga kerja.

Selain itu memberikan informasi terperinci yang dipisahkan berdasarkan jenis kelamin, usia, dan wilayah tentang ekonomi karakteristik populasi usia kerja, termasuk lapangan kerja, upah dan penghasilan, jam kerja, kurang dimanfaatkannya tenaga kerja, dan ketidakaktifan ekonomi.

“Survei ini memberikan indikator penting di pasar tenaga kerja untuk mengidentifikasi kebutuhan yang berkaitan dengan penciptaan lapangan kerja bagi semua orang Timor. Ini juga akan memberikan indikator yang akan membantu mengembangkan kebijakan jangka panjang yang penting yang menangani kebutuhan tenaga kerja saat ini dan masa depan pasar,” kata Menteri Keuangan, Rui Augusto Gomes.

Sementara, SEFOPE, Alarico de Rosário menyoroti pentingnya mengatasi tingkat pengangguran negara, khususnya tingkat pengangguran kaum muda. Laporan survei menunjukkan bahwa tingkat pengangguran umum telah mencapai 5,1 % dengan tingkat pengangguran kaum muda yang jauh lebih tinggi sebesar 9,6 %.

Data ini akan digunakan oleh Pemerintah sebagai indikator untuk implementasi program dan inisiatif pemerintah yang lebih terukur yang akan fokus pada penyediaan lebih banyak kesempatan kerja dan kegiatan peningkatan pendapatan.

Dilain pihak, Michiko Miyamoto, selaku Direktur ILO untuk Indonesia dan Timor-Leste menyoroti pentingnya mengembangkan kebijakan dan program ketenagakerjaan di masa depan yang dapat menyerap kaum muda ke dalam pasar tenaga kerja dan meningkatkan kewirausahaan kaum muda.

“Temuan mengungkapkan bahwa 3,05 % pemuda berusia 15-24 tidak terlibat dalam pekerjaan, pendidikan atau pelatihan. Karena itu, ada kebutuhan mendesak untuk menciptakan lapangan kerja yang lebih layak dan peluang pengembangan keterampilan bagi kaum muda yang memungkinkan mereka untuk berpartisipasi dalam pasar tenaga kerja,” katanya.

Survei didasarkan pada sampel 7.275 rumah tangga yang dipilih secara acak untuk mewakili populasi Timor-Leste. Survei ini dilakukan sejalan dengan standar internasional terkini yang diadopsi oleh Konferensi Internasional Ahli Statistik Perburuhan ke-19.

Beberapa temuan kunci meliputi

Sementara itu, menurut hasil Survei Angkatan Kerja, penduduk usia kerja berusia 15 tahun ke atas di Timor-Leste pada tahun 2021 adalah 809,3 ribu, dengan perempuan sedikit lebih banyak (405,8 ribu) daripada laki-laki (403 6 ribu).

Angkatan kerja yang terdiri dari perempuan dan laki-laki baik yang bekerja maupun menganggur berjumlah 247 ribu. Tingkat partisipasi angkatan kerja adalah 30,5 % secara keseluruhan, dengan perbedaan tajam antara perempuan (24,2 %) dan laki-laki (36,9 %).

Dalam hal distribusi angkatan kerja menurut tingkat pendidikan, 30,7 % tidak memiliki pendidikan formal atau tidak tamat sekolah dasar. Sebaliknya, 16,8 % memiliki setidaknya beberapa pendidikan tinggi. Total berjumlah 234 3 ribu, terdiri dari 142 ribu laki-laki dan 92,3 ribu perempuan.

Hampir setengah (48,5 %) dari semua pekerja diklasifikasikan sebagai pekerja upahan, sementara 50,3 % adalah wiraswasta baik sebagai pekerja mandiri atau pekerja keluarga yang berkontribusi. Perempuan dibandingkan dengan laki-laki lebih cenderung menjadi wiraswasta dan lebih kecil kemungkinannya untuk bekerja upahan.

Pengangguran mencapai 12,7 ribu, menunjukkan tingkat pengangguran umum 5,1 %. Pengangguran di kalangan pencari kerja perempuan lebih tinggi (5,9 %) dibandingkan dengan rekan laki-laki mereka (4,6 %). Untuk kaum muda berusia 15-24 tahun, tingkat pengangguran lebih tinggi secara signifikan sebesar 9,6 %.

Lapangan kerja menurut aktivitas ekonomi, 59,1 % dari total lapangan kerja berbasis di sektor jasa, sedangkan pertanian dan industri menyumbang masing-masing 26,9 % dan 13,5 %.

Reporter: Cidalia Fátima

Editor     : Armandina Moniz

iklan
iklan

Leave a Reply

iklan
error: Content is protected !!