DILI, 19 Desember 2022 (TATOLI) – Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) dan Kementerian Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (MEJD), senin ini menggelar seminar untuk memperkuat pembelajaran ilmu pengetahuan (sains) dan matematika dalam pengajaran siklus I dan II di Timor-Leste (TL).
Sekretaris Kedutaan Besar Jepang di Timor-Leste, Seiko Toyama, mengatakan, proyek tersebut telah dilaksanakan pada 2019 untuk memproduksi dan mendistribusikan bahan belajar mengajar tambahan bagi guru dan siswa sekolah dasar serta membangun laboratorium sains di setiap kotamadya.
“Pendidikan merupakan pondasi pembangunan nasional. Ilmu Pengetahuan dan Matematika adalah bagian penting dari pengajaran. Kami membuktikan diri dalam pengalaman kami sendiri tentang perkembangan negara kami, yang dimulai pada pertengahan abad ke-19 dan menjadikan Jepang sebagai salah satu negara teratas dalam peringkat ekonomi dalam 200 tahun”, kata Seiko Toyama dalam sambutannya di Hotel Novo Turismo, Dili, senin ini.
Menurutnya, sains dan matematika sangat penting di negara Jepang. Jadi, sektor pendidikan Timor-Leste menghadapi beberapa tantangan, seperti anggaran yang tidak mencukupi, fasilitas yang kurang, dan sumber daya manusia untuk para guru.
“Saya percaya bahwa jumlah jam di setiap sekolah harus ditingkatkan, lebih banyak fasilitas harus dibangun dan guru harus mendapat gaji yang lebih besar serta lebih banyak kesempatan untuk pendidikan dan pelatihan. Karena itu, saya berharap pelatihan ini dapat berkontribusi pada kualitas pendidikan yang lebih baik di Timor-Leste”, tegasnya.
Sementara, Direktur Jenderal Pendidikan Pengajaran kotamadya Dili, Luís Ximenes, menginformasikan bahwa sebanyak 1.034 guru terlibat dalam pelatihan sains dan matematika.
“Selain itu, telah merehabilitasi laboratorium di kotamadya Ainaro, Manufahi, Lautém, Baucau, Manatuto, Viqueque, Bobonaro, Liquiçá dan Covalima, dan juga memberikan pelatihan kepada guru tentang penggunaan laboratorium ini, menyiapkan bahan penguatan ilmu pengetahuan dan matematika di tanah air,” katanya .
Luís Ximenes menekankan bahwa kementerian membutuhkan pemantauan untuk pelatihan guru, terutama penggunaan laboratorium dan proyek tersebut mendapatkan dukungan dari Jepang senilai $2 juta untuk dilaksanakan selama tiga tahun.
Reporter : Miranodolina Barros Soares
Editor : Armandina Moniz