DILI, 13 desember 2022 (TATOLI)— Pemerintah Timor-Leste (TL) kembali menyiapkan rencana strategis tahun 2022 hingga 2027. Tujuannya, untuk meningkatkan mobilitas tenaga kerja ke luar negeri guna mengurangi angka pengangguran di TL.
Direktur Jenderal Sekretariat Negara Pelatihan Professional dan Kejuruan (SEFOPE -tetun), Paulo Alves menjelaskan, melihat dari kesuksesan yang telah dicapai proses mobilitas tenaga kerja ke Australia dan Korea Selatan selama ini menjadi salah satu alasan bagi Pemerintah untuk meningkatkan pengiriman.
Berita terkait : Sepanjang 2022, Timor-Leste kirim 2.821 tenaga kerja ke Australia
“Hari ini kita mengundang para mitra dan berbagai perwakilan negara untuk mendengarkan persyaratan apa yang mereka butuhkan agar bisa bekerja di negara mereka, dan semuanya dirangkum dalam rencana strategis 2022-2027 yang akan diluncurkan,” jelas Paulo Alves di Suai Room, Timor Plaza, selasa ini.
Program mobilitas tenaga kerja menanggapi kesenjangan di pasar tenaga kerja luar negeri, mengurangi pengangguran dalam negeri dan meningkatkan pembangunan ekonomi di Timor-Leste
Dalam rencana ini pun kedepannya untuk mempromosikan tenaga kerja berkualitas, menyediakan proses seleksi dan rekrutmen yang transparan dan melindungi tenaga kerja dan pemberi kerja di luar negeri.
“Kita akan menyiapkan tenaga kerja berdasarkan permintaan luar negeri. Memobilisasi hingga 15.000 pekerja pada tahun 2027 (40% wanita dan 80% dari kota),” jelasnya.
Pemerintah pun berencana untuk memperluas ke lebih banyak negara dan wilayah seperti Jepang, Kanada dan Irlandia. Adapun negara lain seperti Malaysia dan Kwait yang ingin menerima asisten rumah tangga tetapi Pemerintah memutuskan tidak untuk mengambil permintaan tersebut. Karena, resiko yang mungkin didapatkan para tenaga kerja.
Berita terkait : Tenaga kerja Timor-Leste ke Korsel meningkat hingga 1.078
Direktur Nasional Tenaga Kerja Asing SEFOPE, Filomeno Soares mengakui demi menacpai rencana startegis tersebut dibutuhkan kondisi yang layak bagi lembaga otonom, dukungan anggaran reguler, dan peralatan serta fasilitas yang baik.
“Kita ingin yang terbaik, tetapi kita juga harus menyediakan layanan kerja yang baik serta menyediakan fasilitas yang memadai. Saya harap DNEE (Direktorat Nasional Tenaga Kerja Asing) nantinya bisa menjadi lembaga otonom karena memberikan pendapatan kepada negara,” ucapnya.
Perwakilan Kedutaan Besar Australia di Timor-Leste, Rachel Jolly mengungkapkan kehadirannya untuk menyadari potensi besar dari Mobilitas Tenaga Kerja Timor-Leste. Baginya setiap orang yang pergi ke luar negeri untuk mempelajari keterampilan baru, dan menghemat uang untuk keluarga mereka dan mengirimkan uang itu.
“Australia mengetahui hal ini dengan sangat baik. Kami mendapat banyak manfaat dari imigrasi, tidak hanya dalam hal ekonomi kami tetapi secara sosial budaya, dimana dunia yang saling terhubung, dengan pasar tenaga kerja yang saling terhubung. Tenaga kerja atau migrasi akan menjadi kenyataan bagi kita semua karena orang mencari peluang baru di berbagai negara dan dunia menjadi lebih terhubung,” katanya.
Ia mengatakan, Australia berdiri teguh berkomitmen untuk bekerja sama dengan Timor-Leste dan Mobilitas tenaga kerja untuk meningkatkan jumlah kesempatan bagi tenaga kerja Timor di Australia.
Reporter : Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz