MANUFAHI, 02 desember 2022 (TATOLI)—Presiden Republik, José Ramos Horta hari ini meresmikan Pusat Kebidanan darurat dengan nama Basic Emergency Obstetric and Newborn Care (BEmONC). Pusat itu untuk memberikan harapan bagi para ibu hamil yang berisiko meninggal dunia saat melahirkan.
Pusat kesehatan bersalin sebelumnya dibangun oleh Pangeran Albert II dari Monako dan diresmikan pada april 2018. Setelah itu, pada tahun ini UNFPA (Dana Populasai PBB) dan Pemerintah Australia merehabilitasi pusat kesehatan tersebut dengan mendukung dana sebesar $50.000 yang merupakan bantuan yang disambut baik bagi lebih dari 6.000 ibu hamil yang membutuhkan fasilitas perawatan kesehatan ibu.
“Saya berterima kasih pada UNFPA dan Australia karena telah merehabilitasi tempat ini. Saya akan menginformasikan pada Pangeran Monako dan dia pasti sangat senang atas semua ini,” kata Presiden Horta di Pusat BEmONC Monaco Same, jumat ini.
Peraih Nobel Perdamaian itu mengimbau pada masyarakat untuk terus mendekatkan diri pada pusat kesehatan dan jangan menunggu sampai menghadapi kondisi kritis.
Selain dilengkapi dengan peralatan medis, Pusat ini juga akan didukung oleh tenaga kesehatan terlatih untuk membantu mengidentifikasi ibu yang berisiko sebelum, selama, dan setelah melahirkan.
Pusat BEmONC Monaco Same saat ini telah memiliki fasilitas seperti ruang USG, ruang tunggu sebelum bersalin, ruang bersalin, dapur, toilet serta ruang istirahat untuk tenaga kesehatan. Peralatan yang disediakan terdiri dari satu (1) inkubator, lima (5) ranjang, satu ranjang tingkat, satu (1) infant radiant warmer, mesin untuk USG serta lima (5) tenaga kesehatan terlatih untuk BEmONC.
“UNFPA bekerja erat dengan Pemerintah Timor-Leste dan mitra pembangunan untuk mengakhiri kematian ibu dan melindungi kesehatan ibu dan bayi,” jelas Pressia Arifin-Cabo, Perwakilan UNFPA di Timor-Leste.
Ia mengatakan UNFPA akan terus memberikan dukungan teknis kepada Institut Kesehatan Nasional dalam pengembangan kurikulum dengan paket informasi bagi dokter dan bidan untuk mengurangi kematian saat melahirkan.
Sementara, Menteri Kesehatan, Odete Maria Freitas Belo berkomitmen untuk terus menjaga dan melanjutkan semua layanan yang sudah tersedia demi menjamin kesehatan untuk masyarakat khususnya bagi ibu dan anak dan mengurangi resiko kematian.
Sementara Pemerintah Timor-Leste telah meningkatkan penyediaan layanan kesehatan di negara kepulauan itu sejak kemerdekaannya. Layanan kesehatan terbatas terutama di daerah yang sulit dijangkau seperti wilayah pegunungan Manufahi dan kotamadya tetangga.
Terbukti, kurangnya penolong persalinan terampil selama kehamilan dan persalinan merupakan tantangan besar dalam mengatasi angka kematian ibu dan bayi di Timor-Leste yang tinggi di wilayah tersebut.
Menurut Survei Kesehatan Demografi 2016 (DHS 2016), hanya 48 persen kelahiran yang ditolong oleh penolong terlatih dan 32 persen terjadi di fasilitas kesehatan.
Sejak tahun 2018, lebih dari 142 peserta pelatihan (39 dokter dan 103 bidan) telah mendapatkan manfaat dari pelatihan Emergency Obstetric and Newborn Care (EmONC) yang difasilitasi oleh Kementerian Kesehatan melalui National Health Institute (INS) dengan dukungan teknis dari UNFPA.
Reporter: Cidalia Fátima
Editor : Armandina Moniz